FOMO atau Fear of Missing Out adalah rasa takut ketinggalan sesuatu yang dianggap penting atau seru. Fenomena ini makin marak di era digital, terutama di kalangan Gen Z yang tumbuh bersama media sosial.
Kehadiran berbagai platform digital bikin mereka selalu ingin update dengan tren terbaru, berita viral, atau aktivitas teman-teman mereka.
Gen Z sering merasa cemas kalau mereka nggak ikut serta dalam suatu acara, tren, atau diskusi yang lagi ramai.
Akibatnya, mereka jadi terus-menerus mengecek media sosial, takut kalau ada hal menarik yang terlewat. Hal ini bisa berdampak besar, baik secara psikologis maupun cara mereka berkomunikasi.
Media Sosial dan Tekanan untuk Selalu Terhubung
Media sosial bukan cuma tempat buat berkomunikasi, tapi juga jadi ajang untuk membentuk identitas, status sosial, dan pengalaman.
Gen Z yang akrab dengan dunia digital sering merasa harus selalu up-to-date biar nggak ketinggalan info terbaru.
Entah itu berita, tren fashion, musik, atau bahkan gaya hidup, semua terasa seperti hal yang harus mereka ikuti.
Dari perspektif komunikasi, media sosial sering memberikan gambaran hidup yang tampak sempurna.
Melihat postingan teman atau influencer yang selalu terlihat bahagia dan sukses bisa bikin seseorang merasa tertinggal.
Ini yang akhirnya memicu FOMO, di mana seseorang jadi takut kalau kehidupannya nggak se-menarik orang lain.
Kenapa FOMO Bisa Terjadi?
Fenomena FOMO bisa dijelaskan melalui beberapa teori komunikasi, salah satunya Uses and Gratifications Theory. Teori ini bilang kalau orang menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan tertentu.
Gen Z menggunakan media sosial buat merasa terhubung, mencari validasi sosial, dan membangun citra diri mereka.
Selain itu, ada juga teori social comparison atau perbandingan sosial. Gen Z cenderung membandingkan hidup mereka dengan apa yang mereka lihat di media sosial.
Ketika mereka merasa hidupnya kurang seru dibandingkan dengan orang lain, muncullah kecemasan dan rasa kurang percaya diri.
Dampak FOMO terhadap Kehidupan Sehari-hari
FOMO bisa berdampak besar pada kesehatan mental dan cara seseorang berinteraksi. Beberapa dampaknya antara lain:
- Ketergantungan pada media sosial – Terus-menerus mengecek media sosial bisa bikin seseorang kehilangan waktu untuk hal-hal lain yang lebih penting.
- Merasa kurang percaya diri – Melihat kehidupan orang lain yang tampak lebih menarik bisa bikin seseorang merasa nggak cukup baik atau kurang sukses.
- Hubungan yang kurang berkualitas – Fokus pada media sosial bisa bikin komunikasi langsung dengan orang di sekitar jadi berkurang.
Cara Mengatasi FOMO
Biar nggak terus-terusan terjebak dalam rasa takut ketinggalan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan:
- Kurangi waktu di media sosial – Coba atur waktu pemakaian media sosial biar nggak terus-terusan scrolling tanpa tujuan.
- Fokus pada kehidupan nyata – Bangun hubungan yang lebih bermakna dengan orang-orang di sekitar.
- Sadari bahwa media sosial bukan realita seutuhnya – Banyak hal yang diposting di media sosial adalah versi terbaik dari kehidupan seseorang, bukan gambaran yang sebenarnya.
- Latih rasa syukur – Fokus pada apa yang sudah dimiliki dan hargai momen-momen kecil dalam hidup.
FOMO adalah fenomena yang sangat erat dengan dunia digital dan cara Gen Z berkomunikasi.
Dengan memahami penyebab dan dampaknya, kita bisa lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan nggak mudah terjebak dalam tekanan untuk selalu mengikuti tren.
Yang terpenting, kebahagiaan nggak selalu datang dari apa yang terlihat di media sosial, tapi dari hubungan nyata dan pengalaman berharga di kehidupan sehari-hari.