Mengenal Batik Indonesia, Warisan Budaya yang Mendunia

Batik Indonesia
Fashion Batik Indonesia, Foto: TIMES Indonesia

Batik Indonesia pertama kali diakui dunia sebagai warisan budaya takbenda oleh UNESCO. Keputusan ini bermula dari pengajuan yang dilakukan oleh Indonesia pada tahun 2008. 

Pada 4 September 2008, Batik Indonesia diajukan ke UNESCO melalui proposal Nomination File Batik Indonesia Reference No. 00170, 2009. 

Setelah melalui proses panjang, termasuk pengujian di Paris, UNESCO akhirnya menerima pengajuan ini pada 9 Januari 2009.

Dalam Konvensi Internasional Perlindungan Warisan Budaya Takbenda Manusia 2003, Batik Indonesia memenuhi tiga domain yang diakui oleh UNESCO, yakni: tradisi dan ekspresi lisan, kebiasaan sosial serta adat istiadat, dan kemahiran kerajinan tradisional. 

Ini menjadikan batik sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang diakui secara global.

Pengakuan UNESCO dan Keputusan Presiden

Tanggal 2 Oktober 2009 menjadi momen penting ketika Batik resmi diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO, menyusul Keris dan Wayang yang terlebih dahulu mendapatkan pengakuan serupa. 

Keputusan ini diumumkan di ruang sidang UNESCO yang berada di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Dengan pengakuan internasional ini, Batik semakin dikenal luas sebagai simbol kebudayaan Indonesia yang sangat berharga.

Sebagai langkah lanjutan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2009 mengeluarkan Keputusan Presiden No.33 yang menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. 

Penetapan ini bertujuan untuk melestarikan batik sebagai bagian dari identitas budaya Indonesia dan mengenalkan warisan budaya ini ke dunia internasional.

Batik sebagai Perekat Bangsa

Batik tidak hanya sekadar kain dengan corak yang indah, namun juga mengandung makna dan filosofi yang dalam. 

Setiap motif batik memiliki cerita dan simbolisme yang berkaitan dengan kehidupan, alam, dan filosofi masyarakat Indonesia. 

Batik mencerminkan keberagaman budaya Indonesia yang luas, mulai dari corak yang berbeda-beda di tiap daerah, hingga teknik pembuatannya yang memerlukan keterampilan tinggi.

Sebagai warisan budaya, batik juga berperan sebagai perekat bangsa. Dengan menggunakannya, kita tidak hanya merayakan kebudayaan lokal, tetapi juga memperkuat rasa persatuan dan kebanggaan akan warisan leluhur. 

Batik di Mata Dunia

Pengakuan UNESCO juga membawa dampak positif bagi industri batik Indonesia. Batik kini lebih mudah diterima dan dihargai di pasar internasional. 

Banyak desainer dunia yang mulai memadukan batik dengan gaya modern dalam karya mereka, menjadikan batik tidak hanya identik dengan tradisi, tetapi juga relevan dengan tren fashion global.

Tak hanya itu, dengan semakin banyaknya festival batik yang diselenggarakan di berbagai tempat, batik semakin mendunia. 

Ini juga menjadi kesempatan bagi perajin batik lokal untuk memperkenalkan karya mereka ke pasar internasional, sekaligus melestarikan teknik pembuatan batik yang telah diwariskan turun-temurun.

Menjaga Warisan Budaya

Batik bukan hanya soal estetika, tapi juga tentang menjaga identitas budaya Indonesia yang telah dikenal luas di dunia. 

Sebagai generasi penerus, kita harus bangga dan berperan aktif dalam melestarikan batik, agar seni dan budaya ini terus berkembang dan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.