Soto Banjar, siapa yang nggak kenal dengan makanan khas Kalimantan Selatan yang satu ini? Sajian soto yang berkuah bening dengan aroma rempah yang khas ini sudah menjadi bagian dari kuliner Indonesia yang populer.
Tapi, tahukah kamu kalau di balik kelezatannya, ada sejarah panjang yang berhubungan dengan perjuangan dan budaya?
Asal Usul Soto Banjar
Soto Banjar memiliki akar sejarah yang dalam dan tak bisa dipisahkan dari sejarah Kalimantan Selatan. Soto ini mulai berkembang pada abad ke-19, tepatnya sekitar tahun 1859 hingga 1905.
Pada masa itu, wilayah Kalimantan Selatan sedang dilanda konflik, sebuah perlawanan terhadap Belanda. Salah satu pahlawan yang dikenal dalam perlawanan ini adalah Pangeran Antasari, yang jasanya sangat dihormati.
Setelah wafatnya Pangeran Antasari pada 11 Oktober 1962 akibat wabah cacar, soto Banjar pun menjadi simbol perjuangan dan semangat bangsa yang tak kenal lelah.
Namun, sejarah kuliner ini ternyata lebih tua dari itu. Soto Banjar diperkirakan sudah ada sejak abad ke-16, sekitar tahun 1563, setelah kedatangan pedagang Tiongkok ke Banjarmasin. Pada masa itu, Banjarmasin dikenal sebagai daerah penghasil lada yang sangat populer.
Soto atau yang pada masa itu dikenal dengan nama jao to mulai dikenal di wilayah ini, meskipun pada awalnya menggunakan bahan-bahan yang agak berbeda.
Proses Evolusi Soto Banjar
Seiring berjalannya waktu, jao to beradaptasi dengan budaya lokal Banjarmasin. Pengaruh dari pedagang luar juga tampak dalam cara masaknya.
Kehadiran perkedel atau yang dikenal dengan nama garagadil merupakan warisan dari pengaruh Belanda, yang menyebutnya sebagai frikadeller. Perkedel ini terbuat dari kentang dan daging cincang, yang kemudian ditambahkan dalam soto Banjar.
Seiring waktu, soto Banjar mulai mengenal tambahan bahan seperti potongan wortel, kentang, dan tentu saja daun seledri yang menambah kesegaran.
Semua elemen ini, bersama dengan aroma rempah-rempah seperti kayu manis, cengkeh, dan biji pala, menjadikan soto Banjar memiliki cita rasa yang unik dan khas.
Soto Banjar: Simbol Multikulturalisme
Yang menarik dari soto Banjar adalah kemampuannya untuk menyatukan berbagai pengaruh budaya dalam satu sajian. Mulai dari beberapa pengaruh budaya luar, semuanya bercampur dalam harmoni yang sangat lezat.
Soto ini bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga simbol dari perjalanan panjang sejarah yang dipenuhi dengan tantangan, perjuangan, dan keberagaman budaya.
Dengan cita rasanya yang khas, soto Banjar kini menjadi makanan yang tidak hanya dinikmati oleh masyarakat Kalimantan Selatan, tapi juga menjadi salah satu ikon kuliner Indonesia yang banyak disukai orang dari berbagai daerah.
Jadi, kalau kamu berkesempatan mengunjungi Kalimantan Selatan, jangan lupa untuk mencicipi soto Banjar yang penuh dengan sejarah dan kelezatan ini!
Soto Banjar memang lebih dari sekadar hidangan lezat, ia adalah simbol semangat perjuangan dan keberagaman budaya yang ada di Indonesia.
Jadi, mari terus jaga dan lestarikan kuliner khas Indonesia ini, yang sudah melewati perjalanan sejarah yang panjang.