Mengenal Ojigi, Salam Tradisional Jepang yang Penuh Makna

Ojigi
Mengenal Budaya Ojigi di Jepang, Foto: The Telegraph

Di Jepang, ada tradisi unik yang sering kamu lihat ketika bertemu dengan orang lain, yaitu membungkukkan badan sebagai bentuk salam. Budaya ini disebut ojigi (お辞儀), yang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari orang Jepang. 

Nah, buat kamu yang penasaran tentang ojigi, yuk simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

Apa Itu Ojigi?

Ojigi adalah kebiasaan orang Jepang untuk membungkukkan badan sebagai bentuk salam, ucapan terima kasih, permintaan maaf, atau penghormatan kepada orang lain. 

Tradisi ini sudah ada sejak zaman samurai dan berawal dari ajaran agama Buddha yang kemudian menyebar ke masyarakat umum sejak era Edo. 

Hingga kini, ojigi tetap dipraktikkan dalam berbagai situasi kehidupan, baik dalam interaksi sehari-hari maupun upacara resmi.

Fungsi Ojigi dalam Kehidupan Sehari-Hari

Di Jepang, sentuhan fisik saat berinteraksi dengan orang lain bukan hal yang umum, terutama ketika bertemu orang asing. 

Oleh karena itu, ojigi menjadi cara utama untuk menyapa orang lain, mirip dengan berjabat tangan yang sering dilakukan di negara lain. Selain itu, ada banyak situasi di mana ojigi dilakukan, antara lain:

  • Memberi salam ketika bertemu dengan orang lain.
  • Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan atau sesuatu yang baik.
  • Meminta maaf ketika ada kesalahan yang perlu diperbaiki.
  • Mengucapkan selamat tinggal sebagai bentuk penghormatan saat berpamitan.
  • Meminta bantuan atau pertolongan dengan cara yang lebih dalam dan formal.

Misalnya, kamu akan melihat seorang petugas di stasiun membungkuk ke arah kereta yang baru saja berangkat sebagai bentuk penghormatan atau terima kasih.

Macam-Macam Jenis Ojigi

Meskipun semuanya berupa gerakan membungkuk, ojigi sebenarnya memiliki beberapa jenis yang berbeda tergantung pada kedalaman dan durasi membungkuk, serta situasi yang ada. Berikut beberapa jenis ojigi yang umum dilakukan:

  1. Eshaku (会釈)
    Ini adalah bentuk ojigi yang paling ringan. Kamu cukup membungkukkan tubuh sekitar 15° sebagai salam singkat kepada teman atau rekan kerja. Biasanya dilakukan pada orang dengan status sosial yang sama atau lebih rendah.
  2. Keirei (敬礼)
    Keirei dilakukan dengan membungkukkan tubuh sekitar 30° untuk orang yang lebih tua atau memiliki status sosial lebih tinggi. Ini adalah bentuk salam yang lebih formal dan biasanya dilakukan dalam konteks profesional.
  3. Saikeirei (最敬礼)
    Jenis ini dilakukan dengan membungkukkan tubuh hingga 45°-70°. Ini adalah bentuk penghormatan tertinggi yang dilakukan ketika meminta maaf atau meminta pertolongan kepada seseorang yang lebih tinggi derajatnya.
  4. Zarei (座礼)
    Zarei dilakukan sambil duduk, biasanya di acara tradisional seperti upacara teh. Jenis ini tidak sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi tetap memiliki makna yang mendalam.
  5. Dogeza (土下座)
    Dogeza adalah bentuk membungkuk yang paling ekstrem, bahkan hingga bersujud. Biasanya digunakan dalam konteks yang sangat serius, seperti permintaan maaf atas kesalahan besar. Meskipun jarang dilakukan sekarang, sering kali terlihat dalam film atau anime yang berlatar sejarah.

Tips Saat Melakukan Ojigi

Kalau kamu berkunjung ke Jepang, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan ojigi, agar tidak salah langkah. Beberapa do’s yang perlu kamu ingat:

  • Posisi Tubuh yang Tegak: Usahakan untuk menjaga tubuh tetap tegak saat membungkuk.
  • Tangan yang Rapi: Perempuan biasanya meletakkan tangan di perut, sedangkan pria menaruh tangan di samping tubuh.
  • Lakukan Sambil Berdiri: Kalau kamu sedang duduk, sebaiknya berdiri dulu sebelum melakukan ojigi.

Namun, ada juga beberapa hal yang perlu dihindari:

  • Jangan melihat lawan bicara saat membungkuk, cukup arahkan pandangan ke bawah.
  • Jangan berjabat tangan saat melakukan ojigi, karena ini tidak umum dilakukan dalam budaya Jepang.
  • Jaga jarak. Jangan terlalu dekat dengan orang lain saat melakukan ojigi untuk menghindari benturan tubuh.

Ojigi bukan hanya sekadar membungkuk, tapi juga mencerminkan kesopanan dan penghormatan dalam budaya Jepang. 

Dengan memahami budaya ini, kamu bisa lebih menghargai kebiasaan masyarakat Jepang, terutama jika kamu berencana untuk berkunjung atau tinggal di Jepang!