Mengenal Suku Aborigin, Penduduk Asli Australia yang Masih Bertahan

Suku Aborigin
Mengenal Tradisi dan Budaya Suku Aborigin di Australia, Foto: Kosmate

Kalau kamu pernah jalan-jalan ke Australia, pasti pernah dengar tentang Suku Aborigin, kan? Mereka adalah penduduk asli Benua Kanguru yang udah tinggal di sana jauh sebelum bangsa Eropa datang. 

Sayangnya, keberadaan mereka sempat terpinggirkan dan budayanya nyaris hilang karena masa penjajahan yang panjang. Yuk, kita kenalan lebih dalam sama sejarah dan asal-usul mereka!

Awal Mula Kehadiran Suku Aborigin di Australia

Suku Aborigin adalah penduduk pertama yang menempati wilayah Australia. Berdasarkan hasil penelitian genetik tahun 2007, mereka sudah tinggal di daratan Australia sejak sekitar 50.000 tahun lalu. Diperkirakan, leluhur mereka datang lewat jalur laut dari arah utara menggunakan perahu sederhana.

Menurut teori migrasi manusia, nenek moyang orang Aborigin berasal dari Afrika dan melakukan perjalanan panjang melalui Asia sebelum akhirnya menetap di Australia bagian utara. Ini membuat orang Aborigin jadi salah satu komunitas manusia tertua yang hidup di luar Afrika. Keren banget, ya?

Dua Kelompok Utama Suku Aborigin

Kalau dilihat dari latar belakangnya, orang Aborigin terbagi dalam dua kelompok besar. Pertama adalah Aborigin daratan yang nenek moyangnya sudah tinggal di sana saat Inggris menjajah Australia tahun 1788. 

Kelompok kedua adalah masyarakat dari Pulau Selat Torres, yang berasal dari gugusan pulau di bagian utara Queensland.

Meskipun keduanya punya akar budaya yang kuat, mereka tetap memiliki perbedaan dari segi bahasa dan adat istiadat. Tapi satu hal yang pasti, keduanya punya peran besar dalam sejarah dan budaya Australia.

Masa Penjajahan: Saat Segalanya Berubah

Waktu Inggris mulai menjajah Australia tahun 1788, tanah milik orang Aborigin mulai direbut secara perlahan. 

Penolakan dan perlawanan sempat terjadi, tapi banyak dari mereka yang akhirnya kehilangan nyawa. Tercatat sekitar 20.000 orang Aborigin tewas dalam konflik saat itu.

Nggak berhenti di situ, dari tahun 1910 sampai 1970, pemerintah menjalankan kebijakan asimilasi. Banyak anak-anak Aborigin yang dipisahkan dari keluarganya dan dipaksa hidup di panti atau diadopsi oleh keluarga pendatang. 

Bahkan, mereka nggak diizinkan ngomong pakai bahasa asli sendiri. Bayangin deh, betapa sakitnya kehilangan jati diri seperti itu.

Upaya Pemulihan dan Pengakuan

Setelah sekian lama, pemerintah Australia mulai menyadari kesalahan di masa lalu. Pada tahun 2008, Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd, secara resmi menyampaikan permintaan maaf atas perlakuan yang menimpa masyarakat Aborigin.

Sejak saat itu, ada berbagai program untuk mengurangi ketimpangan sosial antara penduduk asli dan nonpribumi. 

Saat ini, sekitar 3% dari populasi Australia adalah keturunan Aborigin, dan mereka terus berjuang mempertahankan warisan budaya dan hak mereka di negeri sendiri.

Tetap Eksis di Tengah Tantangan

Meski sejarahnya penuh luka, masyarakat Aborigin nggak menyerah. Mereka terus melestarikan budaya leluhur seperti seni lukis, musik tradisional, tarian, dan juga cerita-cerita warisan nenek moyang yang kaya makna. 

Nggak cuma itu, banyak juga anak muda Aborigin yang mulai bersuara dan memperjuangkan hak-hak mereka di bidang pendidikan, politik, dan sosial.

Jadi, kalau suatu saat kamu ke Australia, sempatkan buat mengenal budaya Aborigin lebih dekat. Bukan cuma tentang masa lalu, tapi juga tentang perjuangan mereka menjaga jati diri di tengah dunia modern.