Pernah nggak sih kamu ngerasa dunia nyata itu justru lebih absurd daripada cerita fiksi? Padahal, di cerita fiksi banyak banget hal yang dibuat-buat, penuh sihir, teknologi super canggih, atau makhluk aneh. Tapi anehnya, justru dunia fiksi sering terasa lebih masuk akal dan jujur dibanding kenyataan.
Kok bisa gitu? Yuk kita bahas kenapa dunia fiksi kadang bikin kita mikir, “Wah, kalau hidup kayak gini mungkin lebih enak, ya.”
Fiksi Punya Alur yang Jelas
Salah satu hal paling bikin lega saat baca cerita atau nonton film fiksi adalah alur ceritanya rapi dan terarah. Ada awal, tengah, dan akhir. Masalah muncul, karakter berjuang, lalu ketemu solusi. Bahkan kalau ending-nya sedih, tetap terasa “masuk akal”.
Bandingin deh sama hidup nyata yang kadang serba nggak jelas. Hari ini baik-baik aja, besok tiba-tiba ribet. Masalah bisa muncul tanpa peringatan, dan solusi sering nggak ketemu walau udah usaha keras.
Makanya, dunia fiksi bisa jadi tempat pelarian yang menyenangkan karena semua terasa lebih terstruktur.
Karakter yang Punya Tujuan dan Tumbuh
Dalam cerita fiksi, tokoh utamanya biasanya punya misi yang jelas. Mereka tumbuh, belajar dari kesalahan, dan jadi lebih kuat di akhir cerita. Kita bisa lihat perkembangan karakter dengan nyata.
Sementara itu, di dunia nyata, nggak semua orang tahu apa yang mereka cari. Kadang kita sendiri pun bingung tujuan hidup kita apa. Nggak semua orang “belajar dari kesalahan”.
Dan yang lebih parah, kadang yang jahat malah menang. Di fiksi, hal kayak gitu lebih jarang kejadian, dan kalaupun ada, biasanya ada alasannya yang logis.
Nilai-Nilai Moral yang Konsisten
Coba deh kamu inget-inget film atau buku favoritmu. Pasti ada pesan moral yang kuat di dalamnya. Entah itu tentang keberanian, persahabatan, pengorbanan, atau pentingnya jujur. Fiksi sering jadi tempat yang adil secara moral.
Kalau di kehidupan nyata? Hmm, kadang orang baik nggak selalu bahagia, dan yang curang bisa aja malah sukses. Hal-hal kayak gini bikin kita merasa dunia nyata nggak adil, sementara dunia fiksi justru jadi tempat yang lebih “masuk akal secara etika”.
Fiksi Bisa Jadi Cermin Kehidupan
Lucunya, meskipun fiksi itu rekaan, justru sering banget cerita-cerita fiksi bisa menggambarkan kenyataan dengan cara yang lebih jujur.
Misalnya, lewat dunia fantasi, penulis bisa menyindir sistem sosial, isu lingkungan, atau ketidakadilan yang terjadi di dunia nyata.
Karena dibalut imajinasi, pesan-pesan ini jadi lebih gampang diterima dan dimengerti. Banyak banget cerita fiksi yang bikin kita merenung dan mikir panjang, bahkan sampai setelah bukunya ditutup atau filmnya selesai.
Akhirnya, Kita Bisa Milih Dunia yang Kita Nikmati
Dunia nyata memang nggak bisa kita ubah semudah alur cerita di buku. Tapi, lewat fiksi, kita bisa belajar, ngerasa terhibur, bahkan kadang dapat harapan baru. Fiksi nggak harus nyata untuk bisa “benar” dan bikin kita terhubung.
Jadi nggak aneh kalau kamu kadang lebih suka hidup di dunia fiksi karena di sana, semuanya terasa lebih logis, lebih jujur, dan kadang… lebih manusiawi.
Fiksi, Tempat Kita Menemukan Makna
Meskipun dunia fiksi itu penuh imajinasi, justru di sanalah kita sering nemuin makna yang paling dalam. Ketika realita terasa membingungkan, fiksi hadir sebagai tempat yang bikin kita merasa dimengerti.
Jadi, teruslah baca, nonton, dan nikmati dunia fiksi. Karena siapa tahu, justru dari situ kamu bisa lebih paham cara menjalani kehidupan nyata.