Kalau kamu pernah main ke pasar tradisional atau acara hajatan, pasti nggak asing sama jajanan manis bernama lupis dan cenil. Dua camilan ini dulunya gampang banget ditemukan, tapi sekarang keberadaannya mulai jarang.
Padahal, rasanya yang legit dan teksturnya yang unik bikin banyak orang kangen. Yuk, kita bahas kenapa lupis dan cenil mulai langka dan apa sih keistimewaannya.
Apa Itu Lupis dan Cenil?
Lupis adalah kue tradisional yang terbuat dari beras ketan, dibungkus daun pisang, lalu direbus hingga matang.
Setelah itu, lupis biasanya disajikan dengan taburan kelapa parut dan siraman gula merah cair yang manis legit. Teksturnya kenyal tapi lembut, apalagi kalau dimakan saat masih hangat, dijamin bikin nagih.
Sedangkan cenil adalah jajanan kenyal berwarna-warni yang terbuat dari tepung kanji atau tepung sagu. Bentuknya kecil memanjang atau bulat, lalu direbus dan digulingkan ke kelapa parut.
Cenil punya rasa gurih dari kelapa dan manis dari gula merah cair, perpaduan yang bikin kamu nggak berhenti ngemil.
Kenapa Lupis dan Cenil Mulai Langka?
Ada beberapa alasan kenapa dua jajanan ini makin susah ditemukan. Pertama, proses pembuatannya lumayan ribet dan butuh waktu lama.
Mulai dari menyiapkan bahan, membungkus, sampai merebus, semua dilakukan manual. Banyak penjual yang akhirnya memilih beralih ke jajanan modern yang lebih praktis dibuat.
Kedua, perubahan selera masyarakat juga berpengaruh. Anak muda sekarang cenderung tertarik sama makanan kekinian yang viral di media sosial. Akibatnya, jajanan tradisional seperti lupis dan cenil kurang dilirik, padahal rasanya nggak kalah enak.
Ketiga, bahan bakunya kadang susah didapat di perkotaan. Misalnya, daun pisang yang segar untuk membungkus lupis atau kelapa parut yang masih baru. Kalau bahan nggak segar, rasa dan aroma jajanan ini jadi berkurang.
Keistimewaan Lupis dan Cenil
Walaupun mulai jarang, lupis dan cenil punya keunikan yang bikin mereka istimewa. Pertama, rasanya sederhana tapi otentik. Manis gula merah, gurih kelapa, dan kenyalnya ketan atau tepung kanji jadi kombinasi yang pas banget di lidah.
Kedua, dua jajanan ini punya nilai nostalgia. Banyak orang yang mengaitkan lupis dan cenil dengan masa kecil, saat beli di tukang jajanan keliling atau di pasar pagi bersama keluarga.
Ketiga, makanan ini menyehatkan kalau dibuat dengan bahan segar dan alami, tanpa pengawet atau pewarna buatan berlebihan. Warna cenil yang menarik biasanya berasal dari pewarna makanan alami, seperti daun pandan untuk hijau atau ubi ungu untuk ungu.
Menjaga Warisan Kuliner Nusantara
Supaya lupis dan cenil nggak hilang ditelan zaman, kita bisa ikut melestarikannya. Caranya simpel, kamu bisa belajar bikin sendiri di rumah atau sengaja beli kalau nemu yang jual.
Dengan begitu, permintaan terhadap jajanan ini tetap ada, dan penjual pun semangat mempertahankannya.
Selain itu, promosi lewat media sosial juga bisa jadi cara efektif. Bayangkan kalau foto lupis dan cenil yang cantik diunggah ke Instagram, siapa tahu bisa menarik perhatian generasi muda untuk mencobanya.
Lupis dan cenil bukan cuma jajanan pasar biasa, tapi juga bagian dari warisan kuliner Indonesia yang kaya rasa dan sejarah. Walaupun mulai langka, bukan berarti mereka nggak bisa populer lagi.
Kalau kamu rindu jajanan ini, yuk cari atau bikin sendiri di rumah. Siapa tahu, dari dapur kamu justru lahir generasi baru penikmat lupis dan cenil yang siap melestarikannya.