Perkawinan Tradisional di Bali
Perkawinan Tradisional di Bali, Foto: WeddingMarket
in

7 Upacara Perkawinan Tradisional di Bali yang Menarik

Bali dikenal dengan keindahan alamnya dan budayanya yang kaya, termasuk tradisi pernikahan yang unik dan penuh makna. Upacara perkawinan tradisional di Bali bukan hanya soal akad atau pesta, tetapi juga sarat dengan simbolisme, ritual adat, dan seni. 

Setiap tahap pernikahan punya tujuan spiritual dan sosial, menjadikannya pengalaman yang menarik bagi siapa saja yang menyaksikan.

Kalau kamu penasaran, berikut tujuh upacara perkawinan tradisional di Bali yang menarik dan wajib diketahui.

1. Mepandes: Upacara Pemotongan Gigi

Sebelum pernikahan, ada tradisi Mepandes atau pemotongan gigi.

Hal menarik dari Mepandes:

  • Dilakukan pada calon pengantin untuk menandai kedewasaan.
  • Memotong gigi melambangkan pengendalian nafsu dan kebiasaan buruk.
  • Dihadiri keluarga besar dan masyarakat setempat.
  • Biasanya dilengkapi dengan doa dan sesajen khas Bali.

Tradisi ini menunjukkan pentingnya persiapan spiritual sebelum memulai rumah tangga.

2. Mepalelasan: Proses Pertunangan

Sebelum pernikahan, keluarga akan melakukan Mepalelasan, semacam proses pertunangan resmi.

Yang terjadi selama Mepalelasan:

  • Kedua keluarga bertemu untuk membicarakan tanggal pernikahan, mahar, dan sesajen.
  • Terdapat ritual kecil untuk meminta restu leluhur.
  • Semua pembicaraan diiringi musik tradisional atau gamelan.
  • Menjadi simbol persatuan keluarga dan harmonisasi sebelum pernikahan.

Mepalelasan menunjukkan bahwa pernikahan di Bali bukan hanya urusan pasangan tetapi juga dua keluarga besar.

3. Ngidih atau Ngejot: Proses Persiapan Pengantin

Calon pengantin akan mengikuti ritual Ngidih atau Ngejot untuk menyiapkan diri secara fisik dan spiritual.

Yang termasuk dalam ritual ini:

  • Mandi bunga atau melukat untuk membersihkan diri dari energi negatif.
  • Penggunaan pakaian adat dan hiasan khas Bali.
  • Doa dan mantra dari pemangku adat.

Ritual ini menekankan pentingnya kesiapan lahir dan batin sebelum melangkah ke pernikahan.

4. Mapandes Upacara Pemberkatan Pernikahan

Pada hari pernikahan, ritual Mapandes dilakukan untuk memberkati pasangan.

Prosesnya meliputi:

  • Penyucian pasangan dengan air suci dan bunga.
  • Pengucapan doa oleh pemangku adat.
  • Penyerahan simbol-simbol pernikahan seperti kain, sesajen, dan perhiasan.

Upacara ini memberi nuansa sakral dan mendalam pada pernikahan Bali.

5. Mepanggih: Pertemuan Keluarga dan Pengantin

Setelah upacara inti, ada Mepanggih, yaitu pertemuan resmi antara keluarga pengantin dan pasangan.

Yang menarik dari Mepanggih:

  • Kedua pasangan saling memberi salam dan simbol pengikat.
  • Keluarga menyambut pengantin dengan doa dan ucapan selamat.
  • Biasanya diiringi musik gamelan dan tarian tradisional.
  • Momen ini menegaskan hubungan harmonis antara dua keluarga.

Mepanggih memberi kesan meriah dan hangat bagi seluruh keluarga dan tamu.

6. Ngidih Pangalap: Tradisi Memberi Sesajen

Dalam beberapa daerah di Bali, Ngidih Pangalap dilakukan sebagai bentuk syukur.

Detail tradisi ini:

  • Sesajen berupa bunga, buah, dan makanan khas Bali disiapkan.
  • Pengantin dan keluarga meletakkan sesajen di pura atau rumah adat.
  • Ritual ini diyakini membawa berkah dan perlindungan bagi pasangan.
  • Turis yang hadir bisa melihat kekayaan simbol dan warna dalam sesajen.

Tradisi ini menunjukkan bagaimana pernikahan di Bali terhubung dengan spiritualitas dan alam.

7. Ngaben Kecil atau Persembahan Kecil

Beberapa keluarga mengadakan Ngaben kecil atau ritual persembahan sebagai penutup rangkaian pernikahan.

Fungsinya:

  • Menyempurnakan doa dan permohonan bagi pengantin baru.
  • Menunjukkan rasa hormat pada leluhur.
  • Kadang diiringi tarian dan musik khas desa.
  • Memberi kesan sakral sekaligus meriah pada akhir upacara.

Ngaben kecil menegaskan pentingnya harmoni antara manusia, leluhur, dan alam dalam budaya Bali.

Tips Mengikuti Pernikahan Tradisional Bali

Kalau kamu ingin menyaksikan atau ikut serta dalam upacara:

  • Hormati adat dan aturan lokal, terutama pakaian dan perilaku.
  • Perhatikan waktu dan tahapan ritual agar tidak mengganggu jalannya acara.
  • Belajar sedikit tentang simbol dan makna setiap upacara untuk pengalaman lebih dalam.
  • Gunakan kamera secara bijak tanpa mengganggu prosesi sakral.

Pernikahan tradisional Bali bukan hanya soal upacara dan pesta, tetapi gabungan spiritualitas, simbolisme, dan seni. Dari Mepandes hingga Ngaben kecil, setiap ritual memiliki makna mendalam dan pengalaman unik.

Kalau kamu tertarik dengan budaya yang kaya dan penuh warna, tujuh upacara perkawinan ini bisa menjadi inspirasi untuk mengenal Bali lebih dekat. 

Selain menyaksikan keindahan visual, kamu juga bisa memahami nilai budaya yang masih dijaga turun-temurun hingga sekarang.