Kalau kamu dulu suka banget sama film The Hunger Games era awal 2010-an, film satu ini bisa jadi obat rindu. Setelah delapan tahun sejak Mockingjay Part 2 rilis, akhirnya Lionsgate menghadirkan prekuel berjudul The Hunger Games: The Ballad of Songbirds & Snakes.
Film ini digarap lagi oleh Francis Lawrence, sosok yang juga menyutradarai beberapa film The Hunger Games sebelumnya.
Film ini menyorot sosok Coriolanus Snow versi muda yang diperankan Tom Blyth. Selain itu, ada juga Rachel Zegler, Viola Davis, dan Peter Dinklage yang ikut memperkuat jajaran pemain. Jadi dari sisi cast, film ini sudah lumayan menjanjikan.
Cerita Awal: Snow Masih Bukan Villain
Cerita film ini mengambil timeline sekitar 64 tahun sebelum kisah Katniss Everdeen, jadi jangan harap kamu menemukan sosok Katniss di sini. Fokus utamanya ada pada Coriolanus Snow saat masih umur 18 tahun.
Di sini dia belum jadi pemimpin tiran yang kita kenal, tetapi seorang remaja yang lagi cari cara untuk mempertahankan status sosial dan masa depannya.
Untuk bisa lanjut pendidikan, Snow harus memenangkan kompetisi akademik dengan menjadi mentor peserta Hunger Games. Di sinilah dia dipasangkan dengan Lucy Gray Baird dari District 12.
Beberapa poin penting dari cerita awalnya:
- Hunger Games di masa itu masih sederhana dan brutal
- Snow terlihat masih punya hati dan empati
- Hubungan Snow dan Lucy berkembang sebagai inti cerita
Nostalgia untuk Penggemar The Hunger Games
Kamu yang mengikuti seri ini sejak dulu pasti sadar kalau film ini penuh easter egg. Ada banyak detail kecil yang menghubungkan prekuel ini dengan kisah Katniss.
Mulai dari desain arena, sistem permainan, sampai alasan kenapa Hunger Games nantinya jadi acara besar yang disiarkan secara masif.
Bagian paling menarik untuk fanbase adalah bagaimana film ini menjelaskan evolusi Panem dan Hunger Games. Semuanya masih terlihat mentah dan jauh dari versi yang kita lihat di trilogi Katniss. Itu yang bikin film ini terasa segar sekaligus nostalgik.
Drama, Bukan Aksi Terus-Terusan
Berbeda dengan dua film pertama versi Katniss yang penuh aksi, darah, dan survival, film ini lebih condong ke drama karakter. Hunger Games tetap ada, tetapi fungsinya lebih sebagai pemicu perubahan Snow dan hubungan dengan Lucy.
Jadi alurnya lebih fokus ke:
- Perkembangan karakter Snow
- Dinamika politik di Panem
- Hubungan Snow dengan Lucy
Sayangnya, bagian akhir film terasa agak terburu-buru. Dengan durasi 2 jam 37 menit, seharusnya transisi Snow dari sosok baik ke villain bisa dibuat lebih smooth.
Banyak penonton merasa perubahan itu hadir terlalu cepat tanpa motivasi emosional yang benar-benar kuat.
Akting Para Pemeran yang Solid
Kalau bicara akting, film ini punya kekuatan besar.
Yang menonjol:
- Tom Blyth berhasil memerankan Snow dengan dimensi emosional yang jelas
- Rachel Zegler tampil solid sebagai Lucy Gray, lengkap dengan kemampuan vokalnya
- Viola Davis menghadirkan figur ilmuwan yang manipulatif dan bikin merinding
- Peter Dinklage tampil kalem tetapi berkarakter
Chemistry Snow dan Lucy juga terbentuk dengan baik, sehingga hubungan mereka terasa natural dan emosional.
Musik dan Visual Membangun Atmosfer
Kalau kamu suka visual gelap dan tone warna dingin ala Catching Fire, kamu akan menemukan nuansa serupa di sini. Sinematografi film ini digarap oleh orang yang sama dari film The Hunger Games sebelumnya, jadi feel-nya tetap konsisten.
Lagu-lagunya juga jadi salah satu daya tarik terbesar. Kamu bisa dengar kembali lagu ikonik The Hanging Tree dan beberapa lagu baru yang dinyanyikan langsung oleh Rachel Zegler.
Wajib Tonton untuk Penggemar
Secara keseluruhan, The Ballad of Songbirds & Snakes adalah film yang layak ditonton terutama buat kamu yang rindu dengan dunia Panem. Walaupun bagian akhir terasa terburu-buru, film ini memberikan:
- Latar belakang karakter Snow
- Penjelasan asal-usul Hunger Games
- Nostalgia yang memuaskan
Jadi, kalau kamu sudah nonton versi triloginya, film ini wajib masuk watchlist.
Setelah baca review ini, kamu tertarik menonton? Kalau kamu sudah nonton, boleh banget share pendapat kamu!
