HALUAN.CO – Jauh di atmosfer beracun planet Venus, para astronom di Bumi telah menemukan tanda-tanda kehidupan. Jika penemuan itu dikonfirmasi oleh pengamatan teleskop tambahan dan misi luar angkasa di masa depan, hal itu dapat mengalihkan pandangan para ilmuwan ke salah satu objek paling terang di langit malam ini.
Venus, yang dinamai dari sosok dewi kecantikan Romawi, berada pada suhu ratusan derajat dan diselubungi awan yang mengandung tetesan asam sulfat korosif. Hanya sedikit yang berfokus pada planet berbatu ini sebagai habitat makhluk hidup.
Sebaliknya, selama beberapa dekade terakhir ini para ilmuwan telah mencari tanda-tanda kehidupan di tempat lain. Mereka mengintip ke luar Mars dan baru-baru ini di Europa, Enceladus, dan bulan-bulan es lainnya.
Para astronom yang melaporkan temuan di medio September 2020, menulis dalam keterangannya bahwa mereka belum mengumpulkan spesimen mikroba Venus, dan belum mengambil gambar dari temuan itu. Tetapi dengan teleskop yang kuat, mereka telah mendeteksi bahan kimia yakni fosfin di atmosfer Venus yang tebal.
Beberapa peneliti mempertanyakan hipotesis itu. Mereka justru menyarankan bahwa gas itu dapat dihasilkan dari proses atmosfer atau geologi yang tidak dapat dijelaskan di planet yang tetap misterius hingga kini.
Tetapi temuan itu juga bakal mendorong beberapa ilmuwan atau astronom lain untuk bertanya apakah umat manusia telah mengabaikan planet yang mungkin lebih mirip Bumi daripada dunia lain di tata surya ini.
“Ini adalah penemuan yang mencengangkan dan begitu ‘tiba-tiba’,” kisah Sara Seager pada The New York Times, seorang astronom di Massachusetts Institute of Technology. “Ini pasti akan memicu lebih banyak penelitian tentang kemungkinan kehidupan di atmosfer Venus.”
“Kami tahu bahwa ini adalah penemuan yang luar biasa,” kata Clara Sousa-Silva, ahli astrofisika molekuler di Universitas Harvard yang penelitiannya difokuskan pada fosfin, menambahkan terkait proyeksi kehidupan di Venus. “Kita mungkin tidak tahu betapa luar biasanya Venus tanpa kembali ke sana.”
Sarah Stewart Johnson, seorang ilmuwan planet dan kepala dari Johnson Biosignatures Lab di Universitas Georgetown juga menambahkan pandangannya terkait Venus. “Ada banyak desas-desus tentang fosfin sebagai gas biosignature untuk exoplanet baru-baru ini,” imbuhnya.
Venus memang salah satu objek terindah di langit Bumi. Tapi jika dilihat lebih dekat, hal itu menjadi kurang begitu indah atau tidak mempesona sama sekali.
Sering disebut sebagai kembaran Bumi, massa Venus kira-kira sama dengan Bumi. Banyak ilmuwan mengira Venus pernah tertutup air dan memiliki atmosfer tempat kehidupan yang kita kenal bisa berkembang biak.
Namun yang membedakannya adalah suhu permukaan di planet Venus akibat efek rumah kaca mencapai 425° Celsius dan tidak mengandung air.
Di masa awal tata surya, Bumi tidak begitu ramah kepada orang-orang seperti kita. Ada kehidupan di sini yang kemudian berkesinambungan perlahan. Bahkan seluruh biosfer yang tidak bertahan di lingkungan kaya oksigen, yang kemudian berkembang.
Dan seiring dengan berjalannya waktu Bumi menjadi rumah bagi ubur-ubur, pakis, dinosaurus, dan Homo sapiens. Sedangkan Venus diubah oleh sesuatu yang kemudian menjadi neraka.
Planet kedua dari matahari ini memiliki atmosfer yang tertahan oleh gas karbondioksida, dan suhu permukaan rata-rata lebih dari 800 derajat Fahrenheit. Atmosfer padat Venus memberikan tekanan lebih dari 1.300 pon per inci persegi pada apa pun yang ada di permukaan.