Koji Agatsuma telah melihat transformasi dalam transportasi terjadi berkali-kali dalam pekerjaannya di Hitachi Rail, di mana dia sekarang menjadi COO global untuk sarana perkeretaapian. Hitachi membangun kereta api berkecepatan tinggi pertama di dunia, tepatnya di Jepang pada tahun 1964, dengan terobosan “Seri 0”, yang kini dianggap sebagai ikon teknik dan desain.
“Memperkenalkan kereta Shinkansen membantu menumbuhkan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” kata Agatsuma. “Banyak stasiun pada awalnya dikelilingi oleh pembangunan dengan kepadatan rendah. Namun setelah kereta peluru diperkenalkan, orang-orang mulai membangun rumah dan bisnis mulai dibuka, serta berkembang di sekitar stasiun tersebut. Hal ini memungkinkan untuk berbagi manfaat pertumbuhan ekonomi yang sebelumnya berpusat di Tokyo.”
Jelas bahwa pengembangan Shinkansen telah menjadi salah satu faktor terpenting dari pertumbuhan ekonomi Jepang. Sekarang ada sembilan jalur Shinkansen yang membentang dari Kagoshima di selatan ke Hakodate di utara, dengan beberapa perluasan sedang berlangsung, termasuk pembangunan terowongan bawah laut terpanjang di dunia, yang akan memungkinkan kereta peluru mencapai ibukota Hokkaido, Sapporo.
Hitachi tidak hanya membuat kereta api, tetapi juga menyediakan sistem kontrol, catu daya, dan sistem digital di seluruh dunia. Perusahaan sangat bangga dengan perannya dalam mengembangkan dan menjalankan sistem reservasi kursi MARS untuk Perkeretaapian Nasional Jepang (sekarang, Japan Railways); sistem pemesanan, masih digunakan sampai sekarang dan tidak pernah merosot.
Di Italia, pengenalan ETR 1000 tahun 2015, yang lebih dikenal sebagai Frecciarossa 1000 atau “Panah Merah”, telah mengurangi jarak yang memungkinkan pengurangan waktu perjalanan. Sebagian berkat kecepatan operasional tertinggi 300kph, meskipun memiliki potensi untuk berlari secepat 360kph.
Akselerasi dan stabilitasnya yang luar biasa hadir berkat 16 motor listrik di bawah lantai yang didistribusikan di sepanjang kereta. Sementara desain aerodinamis dan ringannya yang mutakhir juga, mampu memangkas penggunaan energi pengoperasian hingga seperempat dibandingkan model sebelumnya. “Ini adalah moda transportasi yang sangat penting bagi Italia: nyaman, andal dan tenang, serta cepat,” imbuh Agatsuma.
Keberhasilan kereta dibuktikan dengan pembangunan kereta lanjutan yang sedang berlangsung oleh Hitachi yang akan memperluas layanan di Italia dan memungkinkan peluncuran layanan kecepatan tinggi baru di Eropa.
Perkembangan jaringan berkecepatan tinggi yang luas di Italia telah memungkinkan orang Italia untuk bepergian dari tempat yang lebih jauh, serta mempertahankan akar mereka di kota asal mereka saat bekerja di pusat kota. Sewa kantor dan nilai properti pun telah meningkat di kota-kota di sepanjang jalur kereta baru berkecepatan tinggi, seperti Rogoredo dan Porta Garibaldi.
Kereta berkecepatan tinggi juga populer di kalangan wisatawan. Sementara keseluruhan pariwisata ke Italia naik sepuluh persen antara 2008 dan 2018, jumlah penumpang asing yang menggunakan kereta berkecepatan tinggi meningkat 19% dibandingkan dengan 2017. Kedatangan kereta berkecepatan tinggi di Italia telah dinilai oleh Trenitalia begitu meningkatkan perkembangan ekonomi sebesar +0,15 persen dari PDB, serta membantu menciptakan 500.000 pekerjaan.
Itulah skala dampak yang dijanjikan juga dalam proposal untuk jaringan berkecepatan tinggi yang lebih luas di Inggris. Saat ini, kereta berkecepatan tinggi mampu menghubungkan London ke Kent dan Benua melalui Terowongan Channel menggunakan jalur High Speed 1, dan konstruksi sedang berlangsung di jalur baru yang akan menghubungkan London ke pusat kota Birmingham hanya dalam 45 menit.
Di masa depan, jaringan jalur kecepatan tinggi Inggris Raya dapat mengubah pola perjalanan secara radikal untuk pekerjaan, pendidikan, dan rekreasi, serta membantu meregenerasi kota-kota di Midlands dan Utara. Jaringan seperti itu dapat membantu menyusutkan Inggris menjadi negara yang mudah untuk bepergian, tanpa perlu memilih perjalanan udara atau naik mobil.
“Saya pikir Inggris dapat sepenuhnya diubah oleh rel kecepatan tinggi,” ungkap Agatsuma. “Dan dengan mengambil kereta tercepat, jarak jauh dari jalur konvensional, membebaskan kapasitas yang cukup besar untuk lebih banyak angkutan barang, layanan penumpang lokal, dan regional.”
Hitachi Rail berperan penting dalam awal perjalanan berkecepatan tinggi Inggris pada tahun 2005. Tepatnya ketika menandatangani kontrak untuk mengirimkan 29 kereta “Javelin” Kelas 395 untuk HS1. Keberhasilan kereta ini dan popularitasnya di antara penumpang wilayah Tenggara, membuka jalan untuk memenangkan kontrak besar bagi kereta api generasi baru sebagai bagian dari Program Ekspres Antar Kota, proyek kereta api terbesar di Inggris yang pernah ada.
Dan pada tahun 2017, pabrik Hitachi baru dibuka di County Durham untuk mengembalikan gedung kereta api ke rumah aslinya di timur laut Inggris, tempat Roket Stephenson dibangun hampir 200 tahun yang lalu.
Pada tahun 2019, beberapa dari kereta tersebut mulai beroperasi dengan London North Eastern Railway (LNER) di Jalur Utama Pantai Timur Ikonik, yang beroperasi dari London ke Skotlandia. Mereka diluncurkan dengan nama Azuma, yang berarti “Timur” dalam bahasa Jepang. Kereta antar-kota modern ini dapat mencapai kecepatan 200kph dalam empat menit 40 detik, satu menit penuh lebih cepat dari model sebelumnya, membantu mempersingkat waktu perjalanan.
Dengan menggunakan tenaga listrik dan diesel bi-mode yang inovatif, mereka mengganti lusinan kereta diesel yang sudah tua dan telah secara besar-besaran mengurangi emisi partikulat berbahaya, untuk kepentingan penumpang, staf stasiun, dan orang-orang yang tinggal di dekat jalur tersebut. Dan dengan tambahan 12.200 kursi di 65 kereta, wisatawan mendapatkan keuntungan dari peningkatan ketersediaan, serta lebih banyak ruang untuk bagasi dan sepeda.
Peralihan ke pekerjaan rumahan dan komunikasi digital yang dialami sejak pandemi tidak mengubah itu, kata Agatsuma. Sepuluh tahun yang lalu, maraknya email dan konferensi video meningkatkan momok perjalanan bisnis yang lebih sedikit di Jepang, tetapi yang terjadi justru sebaliknya.
“Angkutan umum meningkat di Jepang,” katanya. “Kami mempercayai orang-orang yang kami temui secara langsung. Apapun teknologi yang dikembangkan, bertemu langsung adalah dasar dari aktivitas manusia. Dan saat pola kerja bergeser, kami sebenarnya memiliki lebih banyak waktu untuk menikmati perjalanan, dan menurut saya cara terbaik untuk melakukannya yaitu dengan kereta api.”
Mewujudkannya dengan lebih cepat dan lebih baik adalah inti dari strategi kereta berkecepatan tinggi Hitachi dan menjadi contoh pernyataan misi mereka: menghubungkan masa depan mobilitas. Kini Inggris tengah mencecap apa yang dijanjikan Agatsuma bersama Hitachi-nya: sebuah era baru transportasi di mana segala kemudahan dan efektivitas waktu menjadi keniscayaan.