Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad), Cissy Kartasasmita menyebutkan vaksin merupakan produk biologis. Vaksin dikembangkan dan diuji dengan dasar ilmu pengetahuan ilmiah, termasuk dalam pembuatan vaksin Covid-19 untuk warga Indonesia bersama Sinovac.
Menurut Cissy, vaksin bisa seperti pelatih kekebalan tubuh agar mampu menghadapi serangan musuh di masa yang akan datang. Dalam pengembangan suatu vaksin, kata Cissy, dimulai dari mencari antigen, yaitu menentukan dulu bagian atau partikel virus mana yang paling baik untuk dibuat vaksin.
“Pertama tama, ditemukan dulu antigennya. Sesudah ketemu, baru bisa memilih platform vaksin apa yang akan dibuat dari antigen tersebut. Vaksin tersebut bisa dibuat melalui bermacam-macam teknologi tentunya,” jelas Cissy lewat keterangan tertulis, Kamis (21/1/2021).
Ketua Umum Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), Hariadi Wibisono menjelaskan, untuk teknologi pembuatan vaksin, salah satunya adalah vaksin dibuat dari virus yang dilemahkan.
“Itu yang disebut inactivated virus. Itu virus yang tidak berdaya tapi bisa merangsang antibodi dalam tubuh,” jelas Hariadi.
Cissy dan Hariadi sama menyimpulkan bahwa vaksin Covid-19 yang sudah dimiliki Indonesia, yaitu Sinovav diproses dengan metode inactivated virus. Metode pembuatan vaksin itu sudah familiar di Indonesia.
Indonesia juga disebut telah memiliki pengalaman berpuluh tahun untuk membuat dan mengelola vaksin dengan model seperti itu.
Pakar imunisasi, Elizabeth Jane Soepardi menjelaskan, Indonesia sudah sejak tahun 1970-an berpengalaman menyelenggarakan imunisasi pada anak melalui Program Imunisasi Nasional. Indonesia juga sudah berpengalaman melaksanakan program imunisasi masal seperti sekarang ini.
Elizabeth menyebut Indonesia sudah terbiasa menggunakan vaksin dengan metode sejenis dan telah terbukti menyelamatkan jutaan masyarakat Indonesia. Contoh jenis vaksin yang telah menggunakan metode seperti ini dan sudah puluhan tahun dipergunakan di Indonesia adalah vaksin polio suntik dan influenza.
Oleh karena itu, Hariadi yakin Indonesia sudah siap dan memiliki pengalaman. Dari sisi distribusinya, jika harus dijaga dengan suhu 2-8 derajat Celcius, maka infrastruktur vaksin Sinovac sudah siap di puskesmas dan dinas kesehatan provinsi.
Fasilitas pelayanan kesehatan sudah punya yang disebut rantai dingin, lemari es yang mampu menjaga suhu 2-8 derajat Celcius sehingga tidak perlu investasi tambahan untuk mengelolanya.
“Ini menjadi modal dasar untuk menggunakan inactivated virus produksi Sinovac yang lebih mudah dan cocok dari sisi infrastruktur,” sebut Hariadi.
Vaksin Sinovac telah memperoleh izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) yang menyatakan vaksin tersebut aman. Vaksin ini juga dinyatakan halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan keluarnya sertifikasi halal.
Selain Sinovac, Pemerintah juga sudah sepakat dengan produsen vaksin lainnya guna memenuhi kebutuhan vaksinasi Covid-19 di Indonesia untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity). Di antaranya, Astra Zeneca, Novavax, Moderna, dan Pfizer BioNTech.