in

Terungkap Penyebab Feses Wombat Berbentuk Kubus

Wombat, hewan yang memiliki feses berbentuk kubus. Foto: Australiangeographic

Wombat merupakan hewan yang terbilang unik. Bukan karena bentuk fisiknya, tapi bentuk kotorannya yang tak biasa yang berbentuk kubus.

Jika diilustrasikan, kotoran mamalia  yang berasal dari Australia ini berbentuk kubus kecil berwarna gelap. Bentuk feses yang tak biasa itu membuat wombat menjadi satu-satunya hewan yang dapat menghasilkan kotoran dengan bentuk unik secara alami.

Hal tersebut membuat Patricia Yang bersama rekannya David Hu terdorong melakukan penelitian terhadap wombat, seperti dikutip dari Science Alert, Jumat (29/1/2021).

Berawal pada 2018, Patricia mendapatkan usus dari wombat berhidung telanjang (Vombatus ursinus). Usus itulah yang dibedah dengan hati-hati untuk mengetahui bagaimana kotoran kubus bisa terbentuk.

Pemindaian lebih lanjut terhadap wombat dewasa memastikan bahwa mamalia ini tak memiliki anus berbentuk persegi. Bentuk anus sama bulatnya seperti hewan pada umumnya, hal ini membuat peneliti semakin penasaran.

Peneliti akhirnya mengungkap, semuanya berasal dari usus. Kotoran berbentuk kubus itu sudah terbentuk dari dalam sebelum wombat mengeluarkannya. Menggunakan dua pembedahan wombat dan model matematika, peneliti menemukan usus wombat yang ternyata sangat panjang, yakni mencapai sembilan meter.

Karena panjangnya itu, wombat membutuhkan waktu sepuluh kali lebih lama untuk menyerap semua nutrisi dan air dari makanannya. Bahkan bisa sampai dua minggu.

Karena itu pula, kotoran wombat hampir dua kali lebih kering dibanding kotoran manusia. Proses yang panjang itu diprediksi membantu kotoran mereka terbentuk lebih padat.

Peneliti juga mempelajari bahwa wombat memiliki tingkat ketebalan dan kekakuan pada sebagian jaringan dan otot. Karena itu, bagian lingkar usus menjadi berbeda saat kontraksi karena ketebalan otot yang berbeda.

Bagian yang sempit berkontraksi dengan cepat sehingga mendorong kotoran lebih keras. Sementara bagian yang lebih lembut berkontraksi lebih lambat dan membentuk sudut.

Menurtu peneliti, kontraksi-kontraksi itu dapat membentuk serangkaian feses kubus di ujung usus wombat.

“Analoginya hampir seperti membuat kue. Adonan yang basah, mengering seiring waktu saat dipanaskan dalam oven. Saat menempel di tepi loyang, adonan mulai membentuk sudut dan permukaan datar. Sebagian besar proses pemadatan terjadi di akhir,” terang Hu.

Meski begitu, peneliti belum bisa menjelaskan mengapa wombat mengeluarkan feses dengan bentuk kubus. Diduga, salah satu alasannya adalah digunakan sebagai sarana komunikasi.

Wombat tak memiliki pengelihatan yang bagus. Karena itu, peneliti menduga bahwa mereka menggunakan kotorannya untuk berkomunikasi satu sama lain.

Diketahui, wombat suka buang air besar di batu, kayu, atau tempat tinggi lainnya agar pesan mereka lebih terlihat. Jika feses berbentuk bulat, cenderung berguling.