in

Riset Ungkap Sejarah Manusia Minum Susu

Ilustrasi susu mulai diminum manusia sejak sekitar 6.000 tahun lalu. Foto: Shutterstock

Teka-teki kapan sebenarnya manusia mulai punya kebiasaan mengonsumsi susu hewani kini mulai terkuak. Kini teka-teki itu mulai terjawab setelah peneliti menemukan bukti tertua manusia yang minum produk susu.

Peneliti melakukan penelitian terhadap masyarakat Afrika yang telah menggembalakan sapi, domba, dan kambing sekitar 8.000 tahun lamanya. Selain itu, delapan kerangka berusia antara 2.000 dan 6.000 tahun yang digali di Sudan dan Kenya ikut diperiksa, seperti dikutip dari Sciencemag, Senin (1/2/2021).

Tim peneliti selanjutnya mengikis dental calculus atau karang gigi yang mengeras dan mencari protein khusus susu yang terperangkap di dalamnya. Hasil studi ini telah dipublikasikan di Nature Communications ini mengungkap.

Hasil penelitian mengungkap bahwa orang-orang di Kenya dan Sudan modern mengonsumsi produk susu sekitar 6.000 tahun yang lalu. Temuan ini sebagai bukti langsung paling awal konsumsi susu di Afrika dan mungkin di dunia.

Temuan ini sekaligus menunjukkan, jika peternakan sapi perah di Afrika telah ada lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya. Yang menarik, kebiasaan minum susu orang Afrika kuno ini lahir meskipun mereka tidak memiliki gen pencerna susu.

Peneliti menyimpulkan, mengonsumsi susu muncul sebelum mereka mengembangkan kemampuan genetik untuk mencerna susu dengan benar. Semua manusia bisa mencerna susu mulai dari bayi. aNmun, kemampuan mencerna susu hilang setelah masa kanak-kanak, dan orang dewasa lebih sulit minum susu.

Salah satu cara mengonsumsi susu adalah dengan fermentasi. Strategi ini digunakan beberapa budaya untuk memecah gula laktosa sebelum mengonsumsinya dan memudahkan orang minum susu.

Hal tersebut menimbulkan sejumlah mutasi. Orang dewasa menghasilkan enzim laktase yang dapat memecah gula laktosa.

Gen yang diprediski melakukan pencernaan (persistensi laktase) kemudian tersebar luas di Afrika modern yang memiliki empat mutasi persistensi laktase. Mutasi laktase selanjutnya berevolusi dan menyebar dengan cepat dan berubaah menjadi salah satu sinyal terkuat dari seleksi alam.

“Mutasi akhirnya meningkat karena membantu orang mendapatkan lebih banyak nutrisi dari susu, sehingga unggul dibandingkan yang lainnya,” terang Fiona Marshall, arkeolog dari Universitas Washington di St. Louis.

“Orang-orang yang dapat mencerna susu akan hidup lebih lama dan punya lebih banyak anak,” lanjut Fiona.

Kemampuan dalam mencerna laktosa ini mungkin juga disebakan oleh lingkungan. Memerah susu memungkinkan orang-orang Afrika kuno mendapatkan keuntungan di masa sulit, seperti musim kemarau.