in

Suara Kendaraan Berimbas pada Kepunahan Jangkrik

Jangkrik. Foto: Grist.files

Hewan seperti jangkrik ternyata sangat terganggu dengan suara kendaraan. Bahkan, kebisingan lalu lintas disebut bisa menyebabkan kepunahan hewan tersebut.

Studi yang telah diterbitkan di jurnal Behavioral Ecology mengungkap, bahwa kebisingan lalu lintas ternyata dapat mengalihkan perhatian jangkrik betina dari panggilan kawin si jantan. Akibat gangguan itu, jangkrik betina pun tak dapat memilih jantan terbaik.

Lambat laun, hal tersebut menyebabkan penurunan viabilitas atau kemungkinan untuk dapat hidup suatu populasi.

Jangkrik jantan membuat panggilan kawin ke betina dengan menggosokkan sayapnya bersama-sama saat ada jangkrik betina di dekatnya. Jantan membutuhkan banyak energi untuk melakukan panggilan tersebut untuk memberikan informasi tentang kualitasnya, seperti dilansir Science Focus, Kamis (4/1/2021).

Cara itulah yang diperhitungkan oleh jangkrik betina untuk memutuskan dengan siapa akan kawin. Namun dalam studi yang dilakukan oleh Universitas Anglia Ruskin yang terbaru, peneliti akhirnya menemukan bahwa kebisingan di sekitar berpengaruh pada perilaku kawin serangga tersebut.

Kesimpulan tersebut diambil setelah peneliti melakukan serangkaian pengamatan pada jangkrik. Peneliti meletakkan jangkrik betina dan jantan yang dikondisikan untuk tak bersuara dan memainkan panggilan kawin buatan dengan kualitas berbeda.

Riset itu dilakukan dengan berbagai kondisi kebisingan. Melalui kebisingan sekitar yang digunakan sebagai kontrol, peneliti menemukan jika jangkrik betina lebih cepat tertarik terhadap jantan yang memiliki panggilan kawin berkualitas tinggi.

Akan tetapi, dengan kebisingan lalu lintas sebagai ganggguan, lagu kawin berkualitas tinggi tak memberikan manfaat bagi jangkrik jantan.

“Di saat yang sama, jangkrik betina memilih untuk kawin dengan jangkrik jantan berkualitas rendah, karena mereka tak dapat mendeteksi perbedaan kualitas panggilan, karena suara buatan manusia. Ini dapat menyebabkan pengurangan atau hilangnya kelangsungan hidup mereka,” papar Dr Adam Bent, penulis utama studi.

Eksperimen juga menunjukkan, suara buatan manusia mengubah cara jangkrik betina saat memilih pasangannya. Dampaknya, perubahan perilaku dapat memengaruhi kesehatan jangkrik jantan karena mereka berusaha mengeluarkan lebih banyak energi untuk menghasilkan panggilan kawin yang lebih.

Dampak jangka panjangnya, kelangsungan populasi serangga ini pun menjadi minim. Suara-suara buatan manusia ini pada akhirnya menjadi tekanan seleksi evolusioner terkini dan menyebakan sulit untuk memprediksi bagaimana spesies dapat beradaptasi.

“Manusia terus menerus mengubah karakteristik lingkungan termasuk melalui produksi anthropogenic noise atau suara yang berasal dari aktivitas manusia,” jelas Dr Bent.