Ilmuwan melakukan berbagai cara untuk mencari bentuk kehidupan di luar Bumi, seperti mendeteksi sinyal radio, iklim, dan lain sebagainya. Kini satu cara lagi ditemukan oleh mereka yang dapat digunakan sebagai penanda adanya kehidupan alien.
Cara itu adalah technosignature atau tanda teknologi yang ditemukan di eksoplanet. Menurut para peneliti, technosignature dapat dilacak melalui keberadaan gas nitrogen dioksida (NO2), dilansir Science Alert, Selasa (16/2/2021).
Gas tersebut bisa didapatkan dari pembakaran bahan bakar fosil, gunung berapi, cahaya, dan sumber biologis non-industri lainnya, seperti yang diungkap peneliti dalam studi yang telah diterima Astrophysical Journal dan dipublikasikan secara daring di arXiv.org.
Menurut peneliti, jika ada peradaban asing di luar sana, mereka juga mungkin menghasilkan polusi dari aktivitas dan industri seperti di Bumi. Polusi itu dapat juga menjadi sesuatu yang dilihat dalam pengamatan di luar angkasa.
“Di Bumi, sebagian besar nitrogen dioksida dihasilkan dari aktivitasnya, contohnya proses pembakaran seperti emisi kendaraan dan pembangkit listrik berbahan fosil,” ungkap Ravi Kopparapu, ahli astrobiologi Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA.
Karena itu, dengan mengamati keberadaan NO2 maka peneliti berpendapat itu dapat menunjukkan jika suatu planet berpotensi memiliki peradaban industri. Meskipun planet-planet di luar Tata Surya terlalu jauh untuk diamati, akan tetapi para ahli dapat mempelajari gas melalui teleskop yang semakin kuat.
Dalam penelitian ini, ilmuwan menggunakan model komputer untuk menghitung angka dari NO2 serta apakah teleskop mampu menangkap penangkapan gas.
Hasilnya, peneliti mengungkapkan bahwa teleskop besar seperti James Webb Space Telescope membutuhkan sekitar 400 jam pengamatan waktu pada jarak 30 tahun cahaya demi menemukan planet mirip Bumi yang menghasilkan NO2 seperti planet kita.
Para peneliti juga mengatakan, NO2 akan menjadi technosignature yang lebih baik daripada klorofluorokarbon (CFC).
“Sejauh yang kami ketahui, CFC sama sekali tidak diproduksi biologi, sehingga mereka memiliki tanda teknologi yang lebih jelas daripada NO2,” ungkap ahli astrobiologi Jacob Haqq-Misra dari Blue Marble Institute of Science.
Akan tetapi, CFC adalah bahan kimia manufaktur yang sangat spesifik yang mungkin tidak lazim dipakai tempat lain. Sementara NO2 merupakan produk sampingan umum dari proses pembakaran apa pun.
Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa bintang tipe K dan M yang lebih dingin daripada Matahari akan mengeluarkan sinyal NO2 yang lebih kuat dan lebih mudah dideteksi, sebab menghasilkan lebih sedikit sinar ultraviolet yang dapat menganggu.
Ilmuwan menemukan lebih dari 4.000 exoplanet selama 25 tahun terakhir. Para astronom pun memiliki banyak pilihan untuk dijelajahi. Sehingga, metode apa pun dianggap akan sangat membantu untuk mengidentifikasi peradaban alien.
Meskipun demikian, identifikasi juga bukan perkara yang mudah. Sebab menafsirkan pantulan cahaya dan data yang dihasilkan pada jarak yang sangat jauh juga kadang sulit.
Kedepannya, ilmuwan akan membutuhkan model yang lebih canggih yang dapat memperhitungkan apakah keberadaan NO2 itu benar atau palsu. Sebab seringkali ada kemungkinan positif yang palsu dalam pencarian kehidupan di luar Bumi.