in

Kekebalan Anak-anak dari Covid-19 Lebih Kuat Dibanding Orang Dewasa

Tiga anak di Australia kebal Covid-19 kendati dalam air liur mereka sudah terpapar virus Corona Covid-19. Foto: ABC

Sebuah hasil studi mengungkap bahwa anak-anak di bawah usia 10 hingga 14 tahun memiliki kemungkinan lebih kecil untuk terinfeksi virus corona penyebab Covid-19, dibandingkan dengan orang dewasa yang berusia 20 tahun ke atas.

Namun itu tak berarti anak-anak tidak bisa terinfeksi sama sekali. Anak-anak dari segala usia bisa terpapar Covid-19.

Hanya saja, kebanyakan anak-anak yang positif Covid-19 tidak jatuh sakit separah orang dewasa. Umumnya mereka hanya mengalami gejala ringan atau tanpa gejala.

Penelitian terbaru tersebut mengungkap alasan mengapa sebagian besar anak-anak terhindari dari infeksi Covid-19 yang parah. Studi menunjukkan, sistem kekebalan anak-anak menyerang virus Corona lebih cepat dan lebih agresif daripada sistem kekebalan orang dewasa, seperti dilansir Web MD.

Para peneliti menyimpulkan setelah menganalisis sampel darah dari 48 anak-anak dan 70 orang dewasa yang tinggal di 28 rumah tangga di Melbourne, Australia, dan yang positif Covid-19. Tanggapan kekebalan mereka dinilai selama fase akut infeksi Covid-19 dan hingga dua bulan setelah itu.

Berdasar analisis tersebut, anak-anak memiliki respons kekebalan tubuh yang lebih kuat terhadap virus dibandingkan orang dewasa.

“Infeksi virus Corona pada anak-anak ditandai dengan aktivasi neutrofil, sel darah putih khusus yang membantu menyembuhkan jaringan yang rusak dan mengatasi infeksi, dan pengurangan sel imun responden pertama seperti monosit, sel dendritik, dan sel pembunuh alami dari darah,” ungkap penulis studi Melanie Neeland, dari Murdoch Children’s Research Institute.

Menurut Neeland, sel-sel kekebalan yang melawan infeksi ini bermigrasi ke situs infeksi, dengan cepat membersihkan virus sebelum memiliki kesempatan untuk benar-benar bertahan.

“Temuan itu juga menunjukkan bahwa sistem kekebalan bawaan, garis pertahanan pertama melawan kuman, sangat penting untuk mencegah Covid-19 parah pada anak-anak,” lanjut Neeland.

Yang menarik, reaksi sistem kekebalan ini tidak dialami tubuh orang dewasa.

Studi yang telah diterbitkan online pada 17 Februari 2021 di jurnal Nature Communications ini juga menemukan, anak-anak dan orang dewasa yang terpapar tetapi hasil tes Covid-19 negatif, juga telah mengubah respons terhadap kekebalan.

“Baik anak-anak maupun orang dewasa mengalami peningkatan jumlah neutrofil hingga tujuh minggu setelah terpapar virus, yang dapat memberikan tingkat perlindungan dari penyakit,” jelas Neeland.

Meskipun begitu, peneliti belum menemukan alasan anak-anak memiliki sistem kekebalan yang mampu melawan gejala Covid-19 daripada orang dewasa. Sebab, anak-anak yang terinfeksi bahkan sepertiganya tidak menunjukkan gejala.

Temuan ini dinilai sangat berbeda dengan prevalensi dan tingkat keparahan yang lebih tinggi, yang diamati pada anak-anak bagi kebanyakan virus pernapasan lainnya.

“Memahami perbedaan mendasar terkait usia dalam tingkat keparahan Covid-19 akan memberikan wawasan dan peluang penting untuk pencegahan dan pengobatan, baik untuk Covid-19 dan kemungkinan pandemi lain di masa depan,” harap Neeland.