in ,

Terapi yang Bisa Bantu Pulihkan Anosmia Pasien Covid-19

Ilustrasi anosmia, gejala Covid-19, gangguan penciuman pasien Covid-19. Foto: Shutterstock

Kita ketahui bahwa indera penciuman merupakan indera vital bagi manusia. Namun, kehilangan bau dan rasa atau anosmia, banyak dilaporkan pasien Covid-19. Para komunitas medis pun telah menetapkannya sebagai salah satu gejala khas dari infeksi virus Corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Terapi fisik pada hidung akan membantu memulihkan indera penciuman yang tidak bisa mencium bau karena terpapar Covid-19. Para ahli mengatakan, kondisi anosmia pada pasien Covid-19 tetap dapat disembuhkan, bisa dengan menggunakan terapi fisik pada hidung, seperti dikutip dari Medical Xpress, Selasa (9/3/2021).

“Dalam kebanyakan kasus, hilangnya bau hanya sementara, tetapi bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun untuk sembuh,” ungkap Dr. Tran Locke, peneliti dan asisten profesor otolaringologi bedah kepala dan leher di Baylor College of Medicine, Houston, Amerika Serikat.

Dr. Sunthosh Sivam, kolega Dr Locke menilai, orang yang kehilangan bau yang berkepanjangan setelah sembuh dari Covid-19 disarankan untuk segera mengunjungi spesialis telinga, hidung dan tenggorokan (THT).

“Alergi musiman atau penyakit sinus inflamasi juga akan menghalangi dasar penciuman Anda dan kemampuan untuk sembuh dari efek infeksi seperti Covid-19. Kami ingin meminimalkan masalah peradangan terlebih dahulu,” jelas Sivam.

Pasien yang kehilangan indera penciuman karena Covid-19 bisa diberi resep steroid hidung untuk mengurangi peradangan. Jika tidak bisa mencium bau atau anosmia terus berlanjut setelah pasien sembuh dari Covid-19, langkah selanjutnya yang bisa ditempuh adalah terapi ulang penciuman berupa terapi fisik untuk hidung Anda.

Dalam terapi anosmia, pasien akan diberikan wewangian lembut dari aroma minyak esensial atau herba yang berbeda dengan aroma yang sudah dikenal selama 20 detik. Selama terapi berlangsung, pasien akan diminta fokus pada ingatan dan pengalaman mereka terkait dengan aroma-aroma yang telah diberikan.

Aroma yang digunakan dalam terapi berasal dari mawar, lemon, cengkeh, dan kayu putih. Keempatnya merupakan aroma yang biasa digunakan dalam terapi fisik hidung, namun pasien juga dapat memilih aroma mereka sendiri. Lakukan dalam dua sesi setiap hari, selama empat hingga enam bulan.