Pelangi terbaik di Bumi ini disebut berada di Hawaii. Kepulauan eksotis di Amerika Serikat ini memiliki kelimpahan menakjubkan dari fenomena optik paling spektakuler di alam.
Hasil riset yang baru dipublikasikan seorang ilmuwan atmosfer di University of Hawaii di M?noa telah menunjukkan Hawaii sebagai tempat terbaik di Bumi untuk menyaksikan keajaiban pelangi. Studi itu mulai menyoroti signifikansi budaya Hawaii dari Pelangi, seperti dilansir dari Phys, Jumat (12/3/2021).
Ilmuwan telah meninjau ilmu pelangi dan kombinasi khusus dari keadaan yang membuat Hawaii menjadi surga bagi pelangi.
“Pentingnya pelangi dalam budaya tercermin dalam bahasa Hawaii, yang memiliki banyak kata dan frasa untuk menggambarkan berbagai manifestasi di Hawaii,” ungkap penulis Steven Businger, profesor di Sekolah Ilmu dan Teknologi Kelautan dan Bumi UH M?noa.
Businger menambahkan, terdapat kata-kata untuk pelangi yang melekat di Bumi (uakoko). Mulai dari poros pelangi (k?hili), pelangi yang hampir tidak terlihat (punakea), hingga moonbows (?nuenue kau po?).
Dalam mitologi Hawaii, pelangi merupakan simbol transformasi dan jalur antara Bumi dan Surga, seperti yang terjadi di banyak budaya di seluruh dunia.
Pelangi terbentuk dari hujan dan sinar matahari, kedua bahan tersebut merupakan material utama pembentukan fenomena optik spektakuler tersebut. Agar melihat pelangi di daratan yang datar, matahari harus berada pada jarak sekitar 40 derajat dari cakrawala.
Saat matahari terbit ke sudut yang lebih tinggi di langit saat pagi hari, ketinggian pelangi menajdi berkurang hingga tidak ada pelangi yang terlihat di atas cakrawala. Polanya terbalik ketika matahari terbenam di sore hari, dengan pelangi terbit di ufuk timur ataupun pelangi tertinggi sesaat sebelum matahari terbenam.
Rahasia alam semesta dibalik banyaknya pelangi yang dapat terbentuk di Hawaii, yakni karena lokasi dan alam kepulauan ini. Kepulauan Hawaii berlokasi di kawasan Pasifik subtropis yang berarti memiliki pola cuaca yang didominasi oleh angin pasat, dengan curah hujan yang sering dan langit cerah di antara pancuran.
Businger menjelaskan, ada empat faktor tambahan yang bisa mempengaruhi prevalensi pelangi di seluruh pulau.
“Pada malam hari, permukaan laut yang hangat memanaskan atmosfer dari bawah, sementara radiasi ke luar angkasa mendinginkan puncak awan. Sehingga menghasilkan hujan yang lebih dalam di pagi hari yang menghasilkan pelangi pada saat sarapan (pagi hari),” jelas Businger.
Faktor penting lainnya dari pembentukan pelangi yang sempurna yakni pegunungan Hawaii yang menyebabkan aliran angin terdorong ke atas, lalu membentuk awan dan menghasilkan curah hujan.
Tanpa pegunungan, Hawaii akan menjadi gurun dengan curah hujan tahunan kurang 17 inci. Sedangkan faktor ketiga yang kondusif untuk penampakan pelangi yakni pada siang hari yang panas yang mendorong sirkulasi angin skala pulau.
Selama periode angin lebih ringan, hujan deras terbentuk di puncak balik bukit di atas Oahu dan Kauai saat sore hari. Kondisi tersebut menghasilkan pelangi yang banyak saat matahari terbenam.
Kepulauan Hawaii yang terpencil membuat udaranya sangat bersih dan bebas polusi, debu, dan serbuk sari. Hal tersebut menjadi faktor keempat yang berkontribusi menjadikan Hawaii sebagai surga pelangi di Bumi ini.