in

Temuan Gunung Emas di Kongo, Ahli Ungkap Proses Terbentuknya Emas

Ilustrasi emas. Foto: CNBC

Sebuah kabar mencengangkan dari Kongo. Kabar itu adalah ditemukannya gunung yang mengandung banyak emas dan viral di media sosial sejak awal 2 Maret 2021.

Emas memang menjadi salah satu barang berharga yang banyak diburu di dunia, lantaran nilainya terus-menerus meningkat dari waktu ke waktu karena berbagai faktor.

Peneliti Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI, Nurul Taufiqu Rochman mengungkap kronologi terbentuknya emas. Nurul mengungkapkan, emas di dalam bumi terbentuk dari proses magmatisme.Menurutnya, ada benturan dua inti atom di perut Bumi lalu membentuk inti baru yang lebih besar.

“Emas itu termasuk berat atom yang agak berat. Jadi dalam proses pembentukannya memang melalui tahapan fusi,” jelas Nurul dikutip dari CNN, Kamis (18/3/2021).

Nurul melanjutkan, emas yang terbentuk reaksi inti atom biasanya keluar dari dalam Bumi dan strukturnya seperti urat keluar dari permukaan Bumi. Secara geologi, dia menyebut emas banyak ditemukan di negara yang memiliki banyak gunung api.

“Intinya itu unsur-unsur yang ada di perut bumi itu bisa naik ke atas atau tekanan dan sebagainya,” jelas Nurul.

Berdasarkan literatur, Indonesia kaya akan emas. Menurut Nurul, hal itu karena Indonesia memiliki banyak gunung api mulai dari Sabang sampai Marauke. Makanya, tidak mengherankan jika banyak penambangan emas di Indonesia.

“Pokoknya memang daerah-daerah pegunungan kemungkinan banyak keluar dari inti bumi yang masih berupa urat-urat (emas) yang berbarengan dengan unsur lain, misalnya silika atau batu-batuan,” papar Nurul.

Terkait berapa lama proses pembentukan emas, Nurul mengaku tidak dapat mengetahuinya. Sebab, menurutnya reaksi fusi tidak dapat diketahui waktunya.

“hal itu tergantung dari akselerasi fusi yang terjadi pembentukan inti itu. Apakah dia masih terus menerus terbentuk,” jelasnya.

Sementara itu, diansir Live Science, ada berbagai teori tentang pembentukan emas. Salah satunya, sebuah studi pada tahun 2013 di The Astrophysical Journal Letters yang menemukan bahwa semua emas di alam semesta kemungkinan besar lahir selama tabrakan bintang mati yang dikenal sebagai bintang neutron.

Zme Science menyebut, emas berkaitan dengan Big Bang. Emas seperti kebanyakan logam berat, ditempa di dalam bintang dengan proses yang disebut fusi nuklir. Setelah Big Bang, hanya dua unsur yang terbentuk yakni hidrogen dan helium.

Ratusan juta tahun setelah Big Bang, bintang-bintang pertama kemudian melesat dengan api nuklirnya. Kebakaran nuklir tersebut memaksa elemen yang lebih ringan bersama-sama membentuk elemen yang sedikit lebih berat, dan reaksi nuklir tersebut melepaskan sejumlah besar energi.

Perlahan, bintang-bintang awal tersebut mulai membuat unsur-unsur seperti karbon, nitrogen, oksigen, kemudian naik melalui tabel periodik menuju besi. Saat itu, belum ada emas di semesta. Namun, bintang-bintang awal kehabisan elemen cahaya untuk dibakar, mereka pun mengeluarkan yang lebih berat.

Saat mereka membakar silikon untuk membuat besi, mereka meledak sebagai supernova, dan untuk beberapa saat yang singkat, setiap bintang akan melepaskan energi sebanyak yang disatukan oleh semua bintang biasa di galaksi tersebut sampai memproduksi atom emas diproduksi, lalu dilemparkan ke alam semesta bersamaan dengan puing-puing lain dari ledakan.