Peneliti mengungkap proses terjadinya kehidupan di Bumi yang berawal dari sambaran petir. Studi yang yang telah dilakukan menunjukkan bahwa banyaknya sambaran petir yang terjadi ketika Bumi masih berusia 4 miliar tahun diprediksi telah membuka banyak fosfor untuk menciptakan fondasi bagi kehidupan.
Fosfor menjadi salah satu bahan utama yang dibutuhkan untuk membentuk kehidupan. Ia dibutuhkan oleh molekul untuk membentuk struktur sel dasar dan membran sel, juga membentuk tulang punggung fosfat DNA dan RNA.
Penulis studi dan mahasiswa pascasarjana di Universitas Yale, Benjamin Hess menyebutkan, kebanyakan fosfor di awal Bumi terperangkap dalam mineral yang tidak larut dan tidak reaktif. Fosfor tersebut tidak dapat digunakan untuk membuat biomolekul yang dibutuhkan untuk kehidupan.
“Sambaran petir memberikan mekanisme baru untuk membuat fosfor dalam bentuk yang dapat membuat senyawa penting bagi kehidupan,” beber Benjamin Hess, Melansir CNN, Jumat (19/3/2021).
Dalam studi yang telah dipublikasikan di jurnal Nature Communications, para ilmuwan memprediksi meteorit mengirimkan unsur-unsur yang diperlukan agar kehidupan muncul di Bumi. Meteorit disebut mengandung schreibersite, mineral fosfor yang dapat larut dalam air.
Menurut ilmuwan, jika banyak yang menabrak Bumi, schreibersite tersebut memberikan jumlah fosfor yang tepat. Akan tetapi, kehidupan dimulai antara 3,5 hingga 4,5 miliar tahun yang lampau, saat itulah lebih sedikit meteorit yang menabrak Bumi.
Schreibersite juga mengandung fulgurite atau yang disebut kaca yang terbentuk ketika petir menyambar tanah. Fulgurite ditemukan mengandung fosfor dan dilepaskan dari batuan permukaan yang dapat larut.
“Mekanisme ini mungkin sangat penting untuk mempertimbangkan pembentukan kehidupan di planet mirip Bumi setelah tumbukan meteorit menjadi langka,” ujar Hess.
Ilmuwan juga menyebut, petir berhubungan dengan penciptaan gas seperti nitrogen oksida, yang juga berperan dalam asal mula kehidupan. Saat ini, Bumi mengalami sekitar 560 juta kilatan petir tiap tahunnya.
Sekitar 1 sampai 5 miliar tiap tahun dari jumlah tersebut, dan 100 juta hingga 1 miliar di antaranya menghantam tanah. Karena itu, dalam satu miliar tahun, Bumi mengalami 1 triliun sambaran petir lalu menghasilkan banyak fosfor.
Petir lebih sering terjadi di awal Bumi sebab ada banyak karbon dioksida di atmosfer. Karbon dioksida berkontribusi ke suhu global, lalu suhu global yang lebih tinggi menimbulkan badai yang lebih sering dan intens.
Tingkat karbon dioksida meningkat di awal Bumi setelah benda seukuran mars menyambar Bumi untuk menciptakan bulan 4,5 miliar tahun yang lampau. Insiden tersebut juga melepaskan banyak gas dari dalam Bumi, seperti karbon dioksida yang terperangkap di atmosfer Bumi dan menimbulkan lebih banyak petir.
“Usulan kami tentang sambaran petir sebagai mekanisme penting guna menciptakan fosfor reaktif penting untuk pemahaman kita tentang munculnya kehidupan karena sambaran petir relatif konstan sepanjang waktu,” jelas Hess.