in

Cantik-cantik, Tiga Jenis Anggrek Ditemukan di Indonesia Selama Pandemi Covid-19

Dendrobium rubrostriatum ditemukan di hutan Kalimantan Barat oleh Peneliti LIPI, Dr Destario Mestusala. Foto: Dok. LIPI

Selama pandemi Covid-19, ada tiga spesies anggrek baru ditemukan di wilayah Indonesia. Ketiga anggrek tersebut adalah Bullbophyllum acehense, Dendrobium rubrostriatum, dan Dendrobium sagin.

Ketiga anggrek spesies baru ini ditemukan oleh Dr Destario Mestusala, yaitu Peneliti di Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya (PPKTKR) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Berikut penjelasan lebih rinci mengenai morfologi dan ciri khas dari ketiga spesies baru ini.

  1. Dendrobium rubrostriatum

Dendrobium rubrostriatum juga merupakan anggrek epifit yang tumbuh menempel di kulit batang pepohonan.

Sebelum akhirnya penelitian D. rubrostriatum diterbitkan di jurnal internasional Phytotaxa, ternyata peneliti memerlukan waktu panjang hingga 6 tahun lamanya demi memperoleh data-data spesies pembanding yang akurat.

Spesies baru ini ditemukan di hutan dataran rendah Kalimantan Barat pada ketinggian 200-300 meter. Meski demikian, observasi selanjutnya menunjukkan bahwa sebaran spesies baru ini mencapai kawasan Sarawak dan Sabah di Malaysia.

Berikut ciri-ciri bentuk dari anggrek Dendrobium rubrostriatum.

  • Susunan daunnya berevolusi secara unik membentuk seperti gergaji pipih dengan panjang total hingga mencapai 43 cm
  • Perbungaan muncul dari batang semu pipih dibagian ujung
  • Meski ukuran bunga tergolong kecil, yaitu lebarnya hanya berkisar 0,65-0,75 cm, akan tetapi memiliki kombinasi warna bunganya cukup mencolok
  • Sepal petal bunga berwarna dasar krem dengan garis garis memanjang merah keunguan
  1. Dendrobium sagin

Dendrobium sagin adalah anggrek spesies baru berbunga indah dari hutan alami di Papua Barat. Penelitian anggrek spesies baru ini merupakan hasil kolaborasi dengan Reza Saputra selaku first author.

Reza adalah staf pengendali ekosistem hutan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Papua Barat, yang juga pernah menjadi mahasiswa biologi Universitas Indonesia bimbingan Dr Destario Metusala.

Nama epithet “sagin” diambil dari bahasa lokal suku Moi di Papua Barat yang memiliki arti “rambut”, yaitu merujuk pada tonjolan khas menyerupai rambut di bagian bibir bunganya.

Berikut ciri-ciri bentuk dari anggrek Dendrobium rubrostriatum:

  • Dendrobium sagin memiliki bunga yang berukuran cukup besar dengan rentang lebar antara 3-4 cm
  • Bunganya berwarna putih bersih dengan semburat kekuningan
  • Bibir bunganya yang kekuningan berbentuk obreniform dengan rambut-rambut tegak di bagian tengah helaian
  • Berbunga angrek yang indah ini berwarna cerah
  • Masa mekar bunga anggrek D. sagin ini tidak bertahan lama, yaitu sekitar 1-2 hari saja
  1. Bulbophyllum acehense

Sama seperti dendrobium rubrostriatum, bulbophyllum acehense adalah tumbuhan anggrek epifit yang tumbuh alami di pegunungan hutan Aceh Tengah, Provinsi Aceh.

Epithet spesies menggunakan nama propinsi Aceh sebagai petunjuk bahwa kawasan Aceh memiliki keunikan diversitas anggrek yang tinggi. Penelitian diterbitkan di jurnal nasional Biologi Tropis.

Ciri-ciri bentuk dari anggrek Bulbophyllum acehense sebagai berikut.

  • Anggrek spesies Bullbophyllum acehense diketahui memiliki perbungaan tunggal yang bermunculan dari bagian ruas-ruas rhizomnya.
  • Walaupun ukuran bunganya hanya berkisar 1,7 hingga 2 meter, memiliki bentuk unik yang mana bagian lateral sepalnya terpilin kuat ke belakang.
  • Bunganya berwarna kuning cerah mengkilap berlilin dengan corak halus garis-garis yang lebih pekat.
  • Bagian bibir bunganya yang menekuk tajam ke bawah seperti pengait.

Ditemukannya spesies-spesies baru tumbuhan tersebut semakin memperkuat keyakinan bahwa belantara hutan Indonesia masih menyimpan banyak kekayaan hayati yang belum terkuak oleh ilmu pengetahuan.

Sayangnya, kekayakan hayati tersebut juga mengancam kelestarian hutan, terutama di kawasan pusat biodiversitas.