Masker palsu sudah banyak beredar di masyarakat. Sekilas sangat mirip dengan masker medis yang dianjurkan, namun nyatanya fungsinya mungkin tidak sama dengan masker yang asli.
Dilansir Tempo, Plt Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Farmalkes) Kemenkes Arianti Anaya menjelaskan masker medis yang asli adalah masker yang memiliki nomor izin edar dari Kementerian Kesehatan. Masker yang mendapat izin edar ini bisa berupa masker respirator (N95/KN95) masker bedah.
Masker bedah berbahan material berupa Non – Woven Spunbond, Meltblown, Spunbond (SMS) dan Spunbond, Meltblown, Meltblown, Spunbond (SMMS). Masker bedah hanya digunakan sekali pakai. Penggunaannya menutupi mulut dan hidung.
Sementara masker respirator atau N95 atau KN95. Biasanya menggunakan lapisan lebih tebal berupa polypropylene, lapisan tengah berupa elektrete atau charge polypropylene.
Ada beberapa cara untuk menguji keaslian masker. Berikut ulasannya.
Uji visual
Robek salah satu masker dan pastikan apakah masker tersebut benar ada 3 lapisan. Masker 3 lapisan biasanya terdiri dari kepingan Translucent bagian atas, lapisan putih di tengah, dan kepingan berwarna Hijau, Biru, atau bahkan Putih.
Uji air
Masker bedah tidak hanya melindungi si pemakai dari batuk dan bersin, tetapi juga memberikan perlindungan terhadap orang lain. Karena lapisan luarnya didesain tahan air.
Lipat masker hingga bagian luarnya membentuk corong. Kemudian tuangkan air ke dalamnya. Jika asli maka masker tersebut dapat menahan air.
Uji bakar
Pastikan lapisan tengah pada masker adalah masker, bukan kertas. Ini bisa dibuktikan dengan membakar masker, jika masker tersebut asli maka tidak akan terbakar.