Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengungkapkan, gempa kembar (double earthquake) merupakan kejadian yang langka. Namun, pada Minggu (23/5/2021), gempa kembar mengguncang wilayah Selat Sunda dengan magnitudo M 5,0 dan M 5,4.
Berdasarkan keterangan resmi BMKG, gempa pertama terjadi pada pukul 10.48 WIB dengan parameter awal gempa pertama M5,0. Episenter gempa bumi pertama terletak pada koordinat 6,59 LS dan 105,45 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 17 kilometer arah Barat Laut Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten, pada kedalaman 10 kilometer.
Selanjutnya, gempa kedua terjadi pada pukul 10.50 WIB. Gempa ini memiliki parameter awal, yaitu M 5,4 yang kemudian dilakukan pemutakhiran menjadi M 4,9 dan M 5,2.
Episenter gempa bumi kedua terletak pada koordinat 6,64 LS dan 105,43 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 16 km arah Barat Laut Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten, pada kedalaman 10 kilometer.
Dalam catatan BMKG, gempa kembar serupa sebelumnya juga pernah terjadi di Indonesia. Berikut lima gempa kembar yang pernah terjadi di Indonesia sejak tahun 2011 hingga 2021:
- Gempa kembar Aceh
Pada tanggal 11 April 2011, gempa kembar mengguncang wilayah Aceh dengan magnitudo 8,6 pukul 15.38 WIB dan magnitudo 8,2 pukul 17.43 WIB.
- Gempa kembar Bengkulu
Bengkulu juga diguncang gempa kembar pada 19 Agustus 2020. Gempa kembar itu terjadi dengan magnitudo 6,8 pukul 5.23 WIB dan magnitudo 6,9 pukul 5.29.
- Gempa kembar selatan Pangandaran
Pada tahun yang sama dengan gempa kembar Bengkulu kali ke dua, pada tanggal 24 Agustus 2020, gempa kembar juga mengguncang selatan Pangandaran.
Gempa kembar ini terjadi dengan magnitudo 5,2 pukul 00.38 WIB dan magnitudo 5,0 pada pukul 00.54 WIB.
- Gempa kembar selatan Lampung
Pada awal tahun 2021 ini, gempa kembar telah mengguncang wilayah selatan Lampung pada tanggal 13 Februari 2021.
Gempa kembar Lampung ini terjadi dengan magnitudo 5,3 pukul 11.18.21 WIB dan magnitudo 5,5 pada pukul 11.30.54 WIB.
- Gempa kembar Selat Sunda
Untuk kali kedua di tahun 2021, Minggu (23 Mei 2021), gempa kembar mengguncang wilayah Selat Sunda. Gempa kembar ini terjadi dengan magnitudo M5,0 pukul 10.48 WIB dan magnitudo 5,4 pukul 10.50 WIB.
Penyebab Gempa Kembar di Indonesia
Menurut Daryono, gempa kembar umumnya disebabkan oleh picuan statis. Fenomena gempa kembar diduga akibat adanya pemicuan gempa yang bersifat statis (static stress transfer) dari gempa yang sudah terjadi sebelumnya.
“Transfer tegangan statis ini berkurang secara cepat terhadap jarak, sehingga gempa kembar biasanya memiliki lokasi yang berdekatan,” ungkap Daryono.
Lebih lanjut Daryono menjelaskan, pemicuan bersifat statis dapat terjadi pada peristiwa dua atau lebih gempa dengan sumber yang sangat berdekatan, seperti gempa Lombok 2018. Selain faktor picuan statis, Daryono menyebutkan, gempa kembar kemungkinan terjadi karena faktor kebetulan.
Artinya, dua gempa yang terjadi memiliki masing-masing sumber gempa yang sama-sama “sudah matang”, karena sudah lama mengalami akumulasi medan tegangan (stress) maksimum.
“Alhasil, terjadilah pelepasan atau rilis energi gempa secara hampir bersamaan dengan lokasi sumber yang relatif berdekatan,” jelas Daryono.
Ia mengatakan, gempa kembar perlu diwaspadai masyarakat. Sebab, akan ada potensi sangat merusak jika gempa itu berkekuatan besar dan episentrumnya dekat dengan pemukiman.
Jika gempa kembar berkekuatan besar terjadi di laut dengan kedalaman dangkal, maka hal itu dapat memicu terjadinya tsunami.