Burung dilaporkan akan menghindari untuk mencari makan di area yang terlalu bising dan terang. Laporan tersebut berdasarkan hasil studi terbaru.
Peneliti studi dari California Polytechic State University sekaligus peneliti dalam penelitian tersebut Ashley Wilson mengungkapkan, studi telah menganalisis lebih dari 3,4 juta pengamatan dari 140 spesies burung yang berbeda di seluruh Amerika Serikat.
“Secara garis besar, kami baru mulai menyelami konsekuensi cahaya dan kebisingan bagi hewan. Sebagian besar penelitian berfokus pada respons satu spesies terhadap dua hal tersebut,” ungkap Ashley Wilson, seperti dikutip dari Phys, Minggu (13/6/2021).
“Dengan demikian, penelitian kami yang melibatkan 140 spesies memberikan penilaian paling komprehensif tentang bagaimana kebisingan dan cahaya memengaruhi burung yang kita lihat di halaman belakang rumah dan lingkungan kita,” lanjutnya.
Dalam studi tersebut peneliti mengungkap kalau spesies burung seperti American goldfinches, cedar waxwings, dan white-breasted nuthatches semuanya menghindari area dengan kebisingan dan polusi cahaya yang berlebihan.
“Pengaruh keseluruhan pada spesies sensitif bisa lebih luas daripada yang kami duga sebelumnya,” terang Wilson.
Para peneliti juga menemukan bahwa kebisingan dan polusi cahaya memengaruhi burung secara berbeda di lingkungan berbeda. Misalnya, burung yang hidup di hutan cenderung lebih sensitif terhadap kebisingan dan cahaya daripada burung yang hidup di padang rumput.
Pola musiman dan variasi panjang malam juga mempengaruhi bagaimana spesies merespon polusi cahaya. Misalnya, pada wilayah dengan malam yang lebih panjang, hampir 50 spesies justru meningkat jumlahnya .
“Banyak spesies lebih berlimpah di daerah yang terang ketika malam lebih lama, bisa jadi karena malam musim dingin menghadirkan kondisi yang menantang, terutama lebih jauh ke Utara, di mana suhu turun di bawah titik beku dan burung menggunakan banyak energi untuk tetap hangat dan bertahan hidup,” tambah Cal Poly, profesor biologi dan penulis senior Clin Francis.
Lebih lanjut ia menyebut, ada kemungkinan bahwa cahaya di malam hari memberikan kesempatan burung untuk tetap aktif dan terus makan hingga malam hari.
Secara global, cahaya dan kebisingan terus menyebar setiap tahun. Polutan ini tidak hanya berdampak pada kawasan perkotaan tetapi juga mulai merembet ke kawasan alam yang dilindungi.
“Jika burung tidak dapat mentolerir peningkatan intensitas dan keberadaan polutan ini, maka kita mungkin akan melihat lebih sedikit spesies di tempat yang terang dan bising, bahkan di kawasan lindung” kata Wilson.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mempelajari bagaimana mengelola polutan ini, tambah Wilson. Selain itu, mempelajari cahaya dan kebisingan bersama-sama dapat memungkinkan para ilmuwan untuk mengidentifikasi zona bahaya sensorik yang memiliki risiko tertinggi berdampak pada spesies yang rentan dan langka.