in

Penemu Pertama Benua Antartika Menurut Ilmuwan Selandia Baru

Ilustrasi. Foto: Shutterstock

Sebuah studi baru yang dilakukan para peneliti Selandia Baru mengungkap penemu pertama Benua Antartika. Studi itu mengungkap bahwa penemu pertama benua Antartika adalah para pelaut dari penduduk di Kepulauan Pasifik alih-alih bangsa Barat.

Pelaut Polinesia kemungkinan mencapai Antartika ratusan tahun sebelum penjelajah asal Barat mendeklarasikan temuan mereka. Sebab, selama ini warga dunia Baratlah yang mengklaim telah menemukan benua es itu.

Studi yang dilakukan para peneliti Selandia Baru mempelajari ‘Grey Literature’ yang terdiri dari catatan lisan, karya seni asli bersejarah dan sumber non-akademik untuk mencari hubungan antara suku Maori (penduduk pertama Selandia Baru) dan Antartika.

Penelitian yang diterbitkan di Journal of Royal Society of New Zealand, menemukan bahwa mereka mencapai Antartika jauh sebelum orang Barat menemukanya di tahun 1820-an. Para peneliti percaya bahwa pelayaran pertama ke perairan Antartika dilakukan oleh penduduk Maori di Selandia Baru pada abad ke-14.

“Kami menemukan narasi Polinesia tentang pelayaran antar pulau termasuk pelayaran ke perairan Antartika oleh Hui Te Rangiora dan krunya di kapal Te Ivi O Atea, kemungkinan pada awal abad ketujuh,” ungkap Priscilla Wehi dari lembaga penelitian pemerintah Manaaki Whenua, Selandia Baru.

Wehi mengatakan, ia beserta timnya menemukan hubungan antara suku Maori dan Antartika sudah terjadi sejak pelayaran tradisional paling awal. Mereka juga terlibat dalam pelayaran dan eksplorasi ke Antartika yang dipimpin oleh warga Eropa.

“Kemudian melalui partisipasi dalam pelayaran dan eksplorasi yang dipimpin Eropa, penelitian ilmiah kontemporer, penangkapan ikan, dan banyak lagi, selama berabad-abad,” Beber Wehi seperti dikutip dari AFP, Selasa (15/6/2021).

Pelaut Polinesia secara luas dianggap sebagai pelaut terhebat dalam sejarah, dengan mengarungi jarak yang dianggap sangat jauh antara pulau-pulau Pasifik, menggunakan alat transportasi khas penduduk Maori, yakni kano atau disebut waka.

“Pencapaian navigasi ini diakui secara luas,” tambah Wehi.

Sejarah lisan dari Antartika diceritakan sebagai tempat berkabut dan gelap yang tidak terlihat oleh matahari, dan memiliki puncak seperti gunung es yang menembus langit tanpa tumbuh-tumbuhan.

Studi tersebut mengatakan bahwa hasil ukiran dan tenun penduduk Maori juga mendukung catatan eksplorasi Antartika tersebut.

Wehi mengatakan menyusun catatan tradisional Maori membantu mereka memberikan pandangan yang lebih luas tentang sejarah Antartika, di luar catatan lain yang didominasi oleh penjelajah Eropa.

“Sejarah cenderung diceritakan oleh satu suara dan seringkali ada narasi yang dominan,” ungkapnya dilansir New Zealand Herald.

Ia juga mengatakan seringkali sejarah adat dan sejarah dengan pelaku perempuan menjadi tidak terlihat. Jadi, bukti sejarah itu membuat penemu Antartika itu terkuak.