in

Mengintip Besaran Biaya Perbaikan Motor MotoGP

Ilustrasi. Foto: The Race

Pada gelaran GP Belanda (27/6/21), Valentino Rossi harus puas pulang lebih dulu. Pebalap berusia 42 tahun ini, tidak memulai balap dengan cedera apapun, namun dirinya kehilangan kendali atas motornya di tikungan ke-tujuh. Alhasil, motornya hancur berantakan setelah sempat melayang di udara.

Kejadian ini tak hanya membuahkan kekecewaan terhadap Rossi. Namun juga menampar timnya dan membuat tim Petronas Yamaha Sepang Racing Team harus merogoh kocek dalam-dalam untuk memperbaiki motor Valentino Rossi yang hancur.

Meskipun tidak ada data yang resmi terkait berapa banyak dana yang perlu dikeluarkan oleh tim balap asal Malaysia ini untuk memperbaiki motor Rossi, namun beberapa hasil wawancara dengan mekanik MotoGP dapat digunakan untuk gambaran melihat seberapa mahal biaya perbaikan dari satu motor MotoGP.

Perlu diingat, setiap kejadian kecelakaan tentu membuahkan perbaikan yang berbeda-beda. Terlebih, tiap motor yang berlaga di MotoGP juga hadir dengan spesifikasi dan part yang beragam, sehingga dana perbaikannya juga akan beragam.

Mekanik tim satelit LCR Honda Christophe Bourguignon pernah mengatakan kepada GPone bahwa setiap kecelakaan yang terjadi di MotoGP sekurang-kurangnya menghabiskan dana sekitar 15 ribu hingga 100 ribu Euro.

Jika melihat kurs saat ini dan mengacu pada pernyataan mekanik tim LCR Honda tersebut, berarti setidaknya biaya yang perlu dikeluarkan berkisar antara Rp258 Jutaan hingga Rp1.7 Miliar.

“Sebuah motor MotoGP ini sangat berat dan juga cepat. Jadi tidak mungkin ada kecelakaan yang kecil. Tentunya jika terjadi tubrukan di bagian depan, bagian fairingnya, setang dan banyak bagian karbon yang sudah pasti rusak 100 persen,” papar Christophe Bourguignon, atau yang lebih akrab disapa Beefy.

Menurutnya, satu set rem cakram karbon yang digunakan di motor MotoGP dibanderol 10 Ribu Euro atau setara dengan Rp172 Jutaan.

“Pelek Magnesium yang digunakan, harganya sekitar 4.000 Pounds (Rp 80 Jutaan) dan karena ban Michelin yang digunakan sangat tipis dan tidak terproteksi, jadi kami selalu meminta untuk mengganti pelek walaupun kecelakaannya sangat kecil,” ujar Beefy.