in

Perjuangan Pika, Hewan Mamalia Bertahan Hidup di Ketinggian 4.000 Meter

Mamalia kecil bernama Pika mampu bertahan hidup di ketinggian 4000 meter. Foto: Phys

Selama ini mamalia kecil bernama pika menarik para peneliti untuk mengenalinya lebih jauh. Dengan tubuh kecilnya, hewan ini mampu tinggal dan bertahan hidup di dataran tinggi pada ketinggian 4.000 meter, padahal mereka tak dapat berhibernasi.

Dataran tinggi juga memiliki suhu yang sangat rendah dengan tekanan parsial oksigen yang rendah. Hal tersebut membuat lingkungan menjadi menantang saat musim dingin. Selain itu, rumput menjadi sangat kering. Tak heran, strategi bertahan hidup mamalia ini menarik untuk diungkap.

Kini, setelah merampungkan penelitian selama 13 tahun, ilmuwan dari University of Aberdeen School of Biological Sciences dan Chinese Academy of Sciences akhirnya berhasil mengungkap misteri kehidupan pika.

“Penelitian ini dimulai sebagai proyek kecil sekitar 13 tahun lalu. Kami berpikir pertanyaan sederhana, bagaimana mereka bertahan hidup di musim dingin? Tapi ternyata ini lebih kompleks dari yang kami kira,” beber John Speakman dari University of Aberdeen, dikutip dar Phys.org, Kamis (22/7/2021).

Studi yang dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences ini menunjukkan bahwa pika melakukan serangkaian taktik.

Mereka diketahui menekan kebutuhan energi dan mengekspoitasi sumber makanan yang tak biasa, seperti memakan kotoran yak.

“Temuan menarik ini menggambarkan bahwa pika dataran tinggi mengeksploitasi kotoran yak untuk mengatasi kekurangan makanan. Hal ini ternyata juga meningkatkan peluang untuk bertahan hidup di musim dingin hingga 96 persen,” jelas Yanming Zhang dari Chinese Academy of Sciences.

Dalam studi, peneliti mengukur pengeluaran energi harian dari dua populasi liar pika. Peneliti menemukan, pengeluaran energi sekitar 30 persen lebih rendah di musim dingin.

Untuk menentukan bagaimana pika mencapai pengurangan ini, peneliti merekam aktivitas hewan dan mencatat suhu mereka.

Data menunjukkan bahwa meski mereka tak melakukan hibernasi, pika dapat menekan suhu tubuh mereka. Sementara itu, pika yang tinggal di dekat populasi dan diamati memakan kotorannya.

Peneliti menilai, pika memakan kotoran tersebut karena merupakan sumber makanan yang mudah diakses. Hal ini dapat mengurangi jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mencari makan.

“Kami tertarik pada adaptasi fisiologis pika dalam lingkungan ekstrem serta seperti apa sumber energi apa untuk bertahan hidup. Studi mendapatkan beberapa hasil yang mengejutkan, pika dapat menekan suhu tubuh mereka dan mengurangi pengeluaran energi mereka dalam cuaca dingin,” DeHua Wang dari Chinese Academy of Sciences.

. Lebih menarik, beberapa pika menggunakan kotoran yak sebagai sumber energi potensial mereka selama musim dingin yang keras,” lanjut DeHua Wang.