in

Temuan Harta Karun Arkeologis: Keramik Usia 2.400 Tahun

Arkeolog menemukan buah berusia 2400 tahun. Buah ini ada dalam keranjang anyaman yang ditemukan di kota Thonis Herachleion di bawah laut. Foto: Arsip Christoph Gerigk

Harta karun arkelogis telah ditemukan di situs kota kuno Thonis-Heracleion yang tenggelam di lepas pantai Mesir. Harta itu berupa keramik Yunani dan keranjang anyaman berisi buah berusia 2.400 tahun

Thonis-Heracleion merupakan pelabuhan Mediterania terbesar di Mesir sebelum Alexander Agung mendirikan Alexandria pada 331 SM.

Sebuah tim dari European Institute for Underwater Aecheology (IEASM) yang dipimpin oleh arkeolog kelautan Perancis Franck Goddio telah mempelajari daerah tersebut selama bertahun-tahun.

Misi 2021 mereka yakni mengungkapkan “hasil yang sangat menarik” di situs Thonis-Heracleion di Teluk Aboukir. Proyek tersebut dikerjakan dengan menggandeng Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir.

Di sepanjang kanal masuk kota yang terendam, tim menemukan sisa-sisa tumulus besar, area pemakaman Yunani. Area tersebut ditutupi dengan persembahan mewah yang berasal dari awal abad 4 SM.

Tumulus tersebut memiliki panjang sekitar 60 meter dan lebar delapan meter, serta tampak seperti pulau yang dikelilingi oleh saluran.

“Di mana-mana kami menemukan bukti material yang terbakar. Upacara spektakuler pasti terjadi di sana,” kata Goddio dalam sebuah pernyataan, dilansir CNN.

“Tempat itu pasti telah disegel selama ratusan tahun karena kami tidak menemukan benda apa pun dari awal abad keempat SM, meskipun kota itu hidup selama beberapa ratus tahun setelahnya,” sambung Goddio.

Di antara persembahan itu terdapat keramik Yunani mewah yang diimpor, keranjang anyaman yang masih diisi dengan biji anggur dan buah doum (buah dari pohon palem Afrika).

Menurut IEASM, benda-benda tersebut tak tersentuh di bawah air selama 2.400 tahun dan ditempatkan di dalam ruang bawah tanah atau dikubur setelah dipersembahkan.

“Penemuan itu menggambarkan dengan indah keberadaan pedagang dan tentara bayaran Yunani yang tinggal di Thonis-Heracleion, kota yang mengendalikan pintu masuk ke Mesir di muara cabang Canopic Sungai Nil,” jelas IEASM.

Penemuan Kapal Cepat

Orang Yunani diizinkan untuk menetap di kota selama periode Firaun akhir dan membangun tempat perlindungan mereka sendiri di dekat kuil besar Amun.

Namun, tim peneliti mengatakan bahwa beberapa gempa bumi yang diikuti oleh gelombang pasang menyebabkan delta Nil seluas 110 kilometer persegi runtuh di bawah laut, sehingga membawa serta kota Thonis-Heracleion dan Canopus.

IEASM menemukan kembali Thonis-Heracleion pada tahun 2000 dan Canopus pada 1999. Selama misi 2021 mereka, Goddio dan timnya juga menemukan kapal Ptolemaic terendam di bawah air, setelah dihantam oleh balok-balok besar dari kuil Amun.

Kapal tersebut ditambatkan di kanal yang mengalir di sepanjang sisi selatan candi ketika bangunan itu dihancurkan bencana alam pada abad ke-2 SM.

“Penemuan kapal cepat dari periode ini masih sangat langka. Satu-satunya contoh lain hingga saat ini adalah Kapal Punic Marsala (235 SM),” ungkap Goddio.

“Sebelum penemuan ini, kapal Helenistik jenis ini sama sekali tidak diketahui oleh para arkeolog,” tambahnya.