in

Hutan Mangrove sebagai Pelindung hingga Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Pesisir

Hutan mangrove. Foto: iucn.org

Istilah mangrove berasal dari bahasa Portugis yaitu mangue dan bahasa Inggris yaitu grove. Kata tersebut digunakan untuk mendeskripsikan komunitas pohon-pohon atau rumput-rumput yang tumbuh di pesisir, atau berkaitan dengan tumbuhan lainnya di tempat yang sama.

Hutan mangrove merupakan formasi penting bagi kehidupan di kawasan pesisir. Dikutip dari Oseanografi LIPI, hutan mangrove merupakan sekumpulan tumbuhan spesifik yang tumbuh di kawasan pesisit di daerah tropis dan subtropis.

Berdasarkan hal tersebut, ini berarti bahwa jenis tumbuhan mangrove atau tumbuhan bakau mampu tumbuh di lingkungan pesisir yang cukup ekstrim. Kondisi di pesisir memiliki kadar garam yang tinggi, jenuh air, tanah tidak stabil, serta kondisi anaerob.

Hanya tanaman tertentu saja yang bisa hidup di habitat ini karena kondisinya yang ekstrim. Kondisi ekstrim ini dipengaruhi pasang surut laut.

Di Indonesia, tercatat 202 jenis tumbuhan yang tumbuh di hutan mangrove. Tumbuhan tersebut terdiri dari 89 jenis pohon, 5 jenis palm, 19 jenis pemanjat, 44 jenis terna, 44 jenis epifit, dan 1 jenis paku-pakuan.

Dari tanaman yang telah disebutkan, hanya 43 jenis tumbuhan mangrove sejati. Sisanya adalah jenis yang tumbuhnya berasosiasi dengan tumbuhan lainnya.

Ciri-ciri tanaman bakau antara lain hidup berkelompok, memiliki akar yang besar, dan memiliki buah. Selain itu, tanaman bakau bisa dibudidayakan agar mencapai area yang lebih luas.

Ekosistem mangrove merupakan ekosistem peralihan dari darat ke laut. Secara ekologis, hutan bakau adalah habitat bagi banyak jenis ikan, udang, dan moluska. Tempat tersebut juga menyediakan tempat untuk bertelur, pembesaran, dan tempat mencari makan berbagai hewan laut yang kecil.

Dari segi aspek fisik, hutan mangrove berfungsi sebagai pelindung kawasan pesisir dari hempasan angin dan ombak laut. Selain itu, ekosistem ini juga menjaga dari lumpur yang berasal dari daratan terutama ketika banjir.

Fungsi tersebut juga membuat air di sekitar kawasan ini jauh lebih jernih dibandingkan pantai yang tidak terdapat pohon bakau. Banjir biasanya membawa lumpur dan berbahaya bagi biota laut dan terumbu karang. Keberadaan mangrove mampu membuat lumpur mengendap sehingga tidak mencemari lautan.

Hutan bakau juga memiliki fungsi ekonomis. Hutan bakau memiliki pesona tersendiri dan bisa dijadikan sebagai tempat wisata. Oleh sebab itu, terdapat beberapa wisata hutan bakau yang tersebar di pesisir Indonesia.

Sebagai fungsi ekonomis lainnya, hutan bakau juga banyak digunakan para nelayan untuk menambatkan perahunya, serta pohonnya bisa digunakan untuk kayu bakar. Ini akan membantu meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.