in

Pemerintah Akan Menambah Fasilitas Pengelolaan Limbah Medis

Limbah medis di tengah Covid-19. Foto: Antara

Pemerintah berupaya mengantisipasi masalah lingkungan dan kesehatan baru yang lahir karena potensi lonjakan limbah medis, di antaranya dengan memperbanyak insinerator, dan merelaksasi izin pengelolaan limbah medis secara mandiri.

“Pemerintah memberi perhatian serius pada melonjaknya limbah medis agar tak menimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan baru bagi masyarakat,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, Selasa (31/8) lalu.

Tercatat, jumlah limbah medis meningkat hingga 30 persen secara harian selama pandemi menjadi rata-rata 520 ton per hari. Sebelum pandemi, rata- limbah medis mencapai 400 ton per hari.

“Dari total limbah medis yang ada saat ini, masker menjadi penyumbang yang paling besar. Kita tahu masker digunakan secara umum baik di lingkungan penanganan COVID-19 ataupun tidak. Setidaknya, 16 persen limbah medis saat ini berasal dari masker,” kata Johnny.

Salah satu upaya mengatasi limbah tersebut, yaitu dengan membangun insinerator di berbagai daerah. Pembangunan insinerator sudah dimulai sejak tahun lalu dan telah berkontribusi terhadap pemusnahan 150 ton limbah medis per hari.

Pemerintah juga akan selalu memperkuat pengawasan pengelolaan limbah medis, termasuk dengan mengedukasi mengenai hal ini. Menurut Johnny, diperlukan kesadaran semua pihak untuk tidak membuang sampah medis sembarangan.