in

Mengetahui Efek Samping Vaksin Johnson and Johnson Menurut WHO

Ilustrasi Vaksin Covid-19. Foto: iStock

WHO mengeluarkan rekomendasi sementara penggunaan vaksin Johnson and Johnson (J&J) untuk Covid-19. Vaksin J&J berbeda dengan vaksin lain karena hanya diberikan satu dosis saja. Studi menunjukkan vaksin Johnson and Johnson aman digunakan untuk pencegahan Covid-19 pada orang berusia di atas 18 tahun.

Vaksin ini juga efektif dan aman untuk orang dengan kondisi medis seperti hipertensi, penyakit jantung signifikan, penyakit paru-paru kronis, obesitas, dan diabetes.

Studi juga menemukan vaksin J&J tidak memiliki masalah pada orang dengan HIV. Namun, WHO merekomendasikan agar orang dengan HIV tetap diberi konseling sebelum vaksinasi. Disebutkan vaksin J&J memiliki kemanjuran 85,4 persen terhadap penyakit parah dan 93,1 persen terhadap rawat inap.

Hanya saja, seperti vaksin lainnya, vaksin J&J juga memiliki efek samping. Berikut efek samping vaksin Johnson and Johnson:

demam
sakit kepala
nyeri tempat suntikan
menggigil
kelelahan.

Efek samping tersebut biasanya muncul dalam satu atau dua hari setelah mendapatkan vaksin. Efek samping lainnya, juga berupa pingsan sekitar 15 menit setelah pemberian vaksin. Dari 8 juta vaksin terdapat 635 kejadian pingsan atau 8 kejadian per 1 juta vaksin.

Pada kasus yang sangat jarang, efek samping vaksin ini dapat menyebabkan risiko pembekuan darah dengan trombosit rendah 3-15 hari setelah vaksin. Efek samping ini terjadi pada 7 per 1 juta vaksin.