in

Ilmuwan Perangi Pemanasan Global dengan Cat Super Putih

Ilustrasi pemanasan global. Foto: Pixabay

Ilmuwan di Universitas Purdue, Indiana, Amerika Serikat, berhasil membuat cat paling putih di dunia yang disebut bisa digunakan untuk memerangi pemanasan global. Cat ini dikembangkan oleh Profesor Teknik Mesin bernama Xiulin Ruan dan timnya di Universitas Purdue.

Berdasar laporan, cat yang dikembangkan Ruan dan timnya berwarna sangat putih, hingga dicatat ke dalam buku Guinness World Record sebagai cat paling putih yang pernah dibuat.

Namun memenangkan penghargaan sebagai cat paling putih bukanlah tujuan dari para peneliti dalam membuat cat itu. Tujuan utama mereka memerangi pemanasan global.

“Ketika kami memulai proyek ini sekitar tujuh tahun lalu, dalam pikiran kami ada penghematan energi dan perlawanan terhadap perubahan iklim,” terang Ruan dalam sebuah episode podcast ‘This is Purdue’.

Dikutip dari USA Today, ide dari proyek ini adalah membuat cat yang mampu memantulkan sinar matahari dari sebuah bangunan.

Memberi sifat memantulkan yang sangat kuat menjadikan cat ini berwarna sangat putih. Cat ini mampu memantulkan 98,1 persen radiasi matahari sambil memancarkan panas inframerah.

Penyerapan panas dari cat tersebut lebih sedikit daripada cahaya yang sebenarnya dipancarkan oleh matahari, sehingga area di balik permukaan yang dilapisi cat ini akan memiliki suhu yang lebih dingin tanpa mengonsumsi daya.

Peneliti Universitas Purdue menyatakan bahwa penggunaan cat ini pada atap seluas 1000 meter persegi bisa menghasilkan daya pendinginan setara 10 kilowatt.

“Ini lebih kuat dari pendingin udara (AC) yang digunakan di kebanyakan rumah,” ucap Ruan

Menurut laman resmi Universitas Purdue, dua hal yang membuat cat ini berwarna sangat putih adalah senyawa kimia bernama barium sulfat-juga digunakan pada kertas dan kosmetik. Perbedaannya adalah ukuran partikel barium sulfat dalam cat tersebut.

Gelombang sinar matahari menghamburkan ukuran partikel yang berbeda, sehingga penggunaan barium sulfat dengan ukuran partikel yang luas memungkinkan cat untuk memantulkan lebih banyak cahaya matahari yang datang.

Peneliti Universitas Purdue dilaporkan sudah bermitra dengan sebuah perusahaan untuk menjual cat ini. Bahkan menurut laporan cat itu sudah mulai bisa dibeli sejak 16 September 2021.