Kehidupan saat ini begitu lekat dengan teknologi yang memaksa kita tidak terlepas dari gadget dan barang elektronik.
Kegiatan tersebut memang memudahkan namun juga memiliki dampak buruk, bagi kesehatan mata dan kesehatan kulit akibat paparan sinar radiasi.
Research and Development dari PT. Kosmetika Global Indonesia, Lila Dewi mengatakan perangkat seperti laptop, tablet, telepon, TV, bahkan bola lampu LED yang memancarkan sinar biru merupakan hal yang biasa, namun memilik dampak yang buruk bagi kulit wajah jika terlalu lama.
“Sinar biru atau blue light ternyata memiliki dampak dan bisa membahayakan bagi kulit jika sering terkena pancaran dari gadget. Paparan cahaya biru bahkan lebih bermasalah bagi orang yang memiliki kulit berwarna,” kata Dewi dalam siaran pers Sabtu (20/11).
Dalam studi pada 2010 yang diterbitkan dalam The Journal of Investigative Dermatology, hal ini terbukti menyebabkan hiperpigmentasi pada kulit warna sedang hingga gelap namun untuk kulit yang lebih terang relatif tidak terpengaruh.
Blue light dapat merangsang produksi radikal bebas di kulit, yang bisa mempercepat munculnya penuaan.
Komunitas medis mengkategorikan warna kulit berdasarkan pada bagaimana ia bereaksi terhadap sinar UV. Tipe pertama warna paling terang dengan sensitivitas sinar UV. Sementara kulit tipe dua terkena sinar biru tetapi tidak mengalami pigmentasi.
Kulit berwarna akan menggelap, dan kegelapan itu bertahan selama beberapa minggu. Sinar biru bahkan bisa merusak DNA.