Serigala melolong pada saat bulan purnama. Penggambaran ini sering muncul dalam beberapa film atau buku cerita, hingga banyak yang percaya bahwa serigala memang melolong saat bulan purnama.
Faktanya, serigala tidak hanya melolong saat bulan purnama. Hewan ini sering melakukannya di malam dan siang hari. Serigala melolong saat bulan purnama, hanyalah mitos
Sebenarnya, perilaku serigala melolong saat bulan purnama, hanyalah mitos umum yang beredar di beberapa negara. Tidak ada bukti yang menjelaskan keterkaitan perilaku serigala ini dengan fase bulan, dikutip dari Wonderopolis.
Serigala adalah hewan nokturnal. Hewan ini lebih aktif di malam hari dibanding waktu siang. Mereka lebih banyak berburu, beraktivitas, dan melolong di malam hari, karena saat siang mereka tidur.
Selama ribuan tahun, manusia memperhatikan perilaku serigala, termasuk kebiasaannya melolong di malam hari. Inilah sebabnya mengapa perilaku serigala tersebut sering dikaitkan dengan bulan purnama.
Dikutip dari National Geographic, melolong adalah cara serigala berkomunikasi dengan kawanannya. Serigala hidup di alam liar yang sangat luas, dan melolong menjadi cara mereka untuk berkomunikasi satu sama lain.
Lolongan serigala bisa dimaknai berbeda tergantung pesan yang disampaikan. Contohnya serigala melolong untuk memberi tahu posisi di mana dirinya berada, meminta tolong kepada kawanannya untuk membantu berburu, dan sebagai peringatan jika ada pemangsa.
Dalam situs Animal: How Stuff Works dijelaskan bahwa lolongan serigala dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, yakni menggonggong, menggeram, dan merintih.
Gonggongan serigala bisa dimaknai sebagai peringatan jika ada pemangsa di sekitar wilayah keberadaan mereka. Sedangkan geraman bernada rendah menandakan kelompok serigala lain akan datang untuk mendominasi wilayahnya.
Sementara itu, rengekan bernada tinggi memperlihatkan sikap menyerah. Namun, rengekan juga bisa bermakna sebagai salam ramah antarserigala.