in

Temuan Bintang Langka, Lebih Panas dari Matahari

Ilustrasi. Foto: NASA

Matahari terasa begitu panas. Permukaannya saja bisa mencapai suhu lebih dari 5000 derajat Celcius. Namun ternyata, ada bintang yang jauh lebih panas dari Matahari kita.

Sekelompok astronom India telah menemukan bintang yang lebih panas dari Matahari, seluruhnya berjumlah delapan. Bintang-bintang ini termasuk dalam kelas langka yang disebut Main-sequence Radio Pulse (MRP).

Para astronom yang berbasis di Pune ini, menemukan bintang-bintang tersebut dengan menggunakan Giant Metrewave Radio Telescope (GMRT) yang terletak di dekat daerah mereka.

Kelompok ilmuwan, yang dipimpin oleh para astronom dari National Centre for Radio Astrophysics (NCRA), menemukan kelas langka bintang radio yang lebih panas dari Matahari dengan medan magnet yang luar biasa kuat dan angin bintang yang jauh lebih kuat.

NCRA mengatakan, mereka juga telah menemukan tiga bintang seperti itu di masa lalu menggunakan GMRT.

Dengan demikian, dari total 15 MRP yang diketahui sejauh ini, 11 ditemukan dengan GMRT, delapan di antaranya ditemukan pada tahun 2021, berkat bandwidth yang lebar dan sensitivitas tinggi dari GMRT yang ditingkatkan.

“Penemuan ini adalah buah dari survei yang sedang berlangsung dengan GMRT, yang diluncurkan khusus untuk tujuan memecahkan misteri MRP,” katanya dikutip dari WIO News.

“Keberhasilan program GMRT telah merevolusi gagasan tentang kelas bintang ini, dan telah membuka jendela baru untuk mempelajari magnetosfer eksotis mereka,” sambungnya.

MRP adalah bintang yang lebih panas dari Matahari dengan medan magnet yang luar biasa kuat, dan angin bintang yang jauh lebih kuat. Karena itu, mereka memancarkan sinyal radio terang seperti mercusuar, kata badan penelitian itu.

Meskipun MRP pertama ditemukan pada tahun 2000, berkat sensitivitas tinggi dari GMRT yang ditingkatkan (uGMRT), jumlah bintang yang diketahui meningkat beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir. Sebanyak 11 dari 15 di antaranya, ditemukan menggunakan teleskop teknologi tinggi.

Peneliti menyebutkan, keberhasilan survei dengan uGMRT menunjukkan bahwa anggapan saat ini bahwa MRP adalah benda langka mungkin tidak benar. Sebaliknya, mereka mungkin lebih umum, tetapi sulit untuk dideteksi.

Hal ini disebabkan fakta bahwa sinyal radio hanya terlihat pada waktu-waktu tertentu, dan fenomena tersebut sebagian besar dapat diamati pada frekuensi radio rendah.

“Ini adalah rentang frekuensi di mana uGMRT menonjol sebagai teleskop paling sensitif di dunia. Sensitivitas tinggi uGMRT dan kemampuannya untuk membuat gambar resolusi tinggi berperan penting dalam memungkinkan pemulihan sinyal berdenyut dari berbagai jenis radiasi,” ungkap ilmuwan yang dipimpin NCRA.

“Dikombinasikan dengan observasi strategis, ini memungkinkan para astronom untuk mengatasi kesulitan, dan mengungkapkan sifat sebenarnya dari objek-objek ini,” tutup mereka.