Bagaimana Bulan terbentuk, menjadi pertanyaan yang sering disampaikan orang yang penasaran dengan satelit alami Bumi yang selalu memancarkan cahaya di malam hari ini.
Para ilmuwan percaya, Bulan diciptakan 4,5 miliar tahun lalu di tengah kekacauan Tata Surya muda, dengan material yang mudah menguap dan bertambah untuk membentuk planet.
Setidaknya ada tiga teori utama tentang bagaimana Bulan terbentuk:
- Teori tumbukan raksasa: Para astronot Apollo membawa kembali lebih dari 22 kilogram batu dan debu yang dikumpulkan dari permukaan Bulan. Sampel mengungkapkan beberapa kesamaan mencolok antara Bumi dan Bulan, menunjukkan komposisi kimia dan isotop yang hampir identik
- Dibentuk bersama Bumi: Dalam skenario ini, saat materi terikat bersama untuk membentuk Bumi, beberapa materi juga membentuk Bulan, dan benda yang lebih kecil akhirnya mengorbit pendampingnya yang lebih besar
- Teori penangkapan: Bulan terbentuk di tempat lain di luar Tata Surya. Saat bergerak, ia kemudian ditangkap oleh gravitasi Bumi.
Hipotesis dampak raksasa adalah yang paling populer di antara ketiganya. Hipotesis menunjukkan bahwa Bulan terbentuk dari bahan yang dikeluarkan dari tabrakan besar antara benda planet seukuran Mars, yang dikenal sebagai Theia, dan Bumi muda, juga dikenal sebagai proto-Bumi, tepat setelah planet kita membentuk kerak awalnya. Kedua makalah tersebut merupakan variasi dari skenario ini.
Puing-puing yang tersisa dari dampak tersebut dikumpulkan di orbit di sekitar Bumi, terikat bersama melalui gaya gravitasi.
Penulis di balik penelitian ini berpendapat bahwa jika Bulan lahir dari satu tumbukan raksasa, maka sebagian besar terdiri dari bahan dari Theia. Sebaliknya, Bumi dan Bulan memiliki banyak komposisi yang sama.
“Model standar untuk bulan membutuhkan tabrakan yang sangat lambat, secara relatif,” kata Erik Asphaug, seorang profesor di Lunar and Planetary Laboratory.
“Dan itu menciptakan Bulan yang sebagian besar terdiri dari planet yang terkena dampak, bukan proto-Bumi, yang merupakan masalah besar karena bulan memiliki kimia isotop yang hampir identik dengan Bumi,” sebutnya lagi.
Tetapi jika tumbukan ganda akan terjadi, seperti dikutip dari Inverse, maka peristiwa itu akan mencampuradukkan antara proto-Bumi dan Theia, sehingga menghasilkan komposisi Bulan.
Mengapa Bumi Punya Bulan?
Bumi bukan satu-satunya planet yang membentuk atau menangkap Bulan. Satelit alami ini cukup umum di seluruh sistem bintang kita. Sebagian besar planet di Tata Surya memiliki bulan yang mengorbit yakni:
- Mars memiliki dua bulan kecil, Phobos dan Deimos
- Jupiter, planet terbesar, memiliki 79 bulan
- Saturnus memiliki 82 bulan
- Uranus dan Neptunus masing-masing memiliki 27 dan 14 bulan
- Beberapa asteroid dan planet kerdil juga memiliki bulan. Pluto, misalnya, memiliki lima.
Tanpa Bulan, kehidupan di Bumi tidak akan terlihat sama. Bulan ikut bertanggung jawab atas perubahan musim di Bumi.
Dampak yang melahirkan Bulan mungkin juga mengakibatkan kemiringan planet. Kemiringan ini memberi Bumi perubahan musim karena bagian-bagian dari planet ini semakin dekat dan semakin menjauh dari cahaya dan kehangatan Matahari.
Bulan masih membantu Bumi mempertahankan kemiringan itu hingga saat ini. Sebuah studi tahun 2018 juga menunjukkan bahwa 1,4 miliar tahun yang lalu, satu hari di Bumi hanya berlangsung selama 18 jam karena Bulan lebih dekat ke planet kita, mempengaruhi bagaimana Bumi berputar pada porosnya.
Terbuat dari apakah Bulan?
Permukaan Bulan dipenuhi bekas kawah akibat asteroid yang menabraknya, gunung berapi purba, dan aliran lava yang mengering.
Sementara itu, kerak Bulan terdiri dari permukaan berbatu yang dilapisi regolit. Keraknya sekitar 60 mil tebalnya, sedangkan regolith adalah lapisan tipis sekitar 10 kaki.
Analisis sampel Apollo juga menunjukkan bahwa unsur-unsur yang mudah menguap, seperti karbon, tidak ada lagi di Bulan, dan Bulan pada akhirnya kering. Tetapi susunan internal Bulan masih sedikit misterius, dan para ilmuwan percaya itu mungkin terbuat dari besi metalik, dengan beberapa jejak belerang dan nikel.
Bagaimana masa depan Bulan?
Bumi dan Bulan berinteraksi satu sama lain, mengorbit di sekitar pusat massa bersama, tetapi Bulan bergerak menjauh dari Bumi. Alasannya adalah, karena gaya gravitasi yang diberikan Bulan di Bumi.
Gravitasi Bulan berinteraksi dengan lautan Bumi, menyebabkan pasang surut. Saat Bumi berputar pada porosnya, tonjolan pasang surut sedikit di depan orbit Bulan mengelilingi Bumi.
Hal tersebut menyebabkan sebagian energi dari rotasi Bumi berpindah ke gerakan orbit Bulan, menyebabkan orbit Bulan sedikit menjauh dari Bumi.
Bulan bergerak menjauh dari Bumi dengan kecepatan sekitar 3,78 cm setiap tahun. Manusia akan segera kembali ke Bulan dengan misi Artemis. Dan kali ini, mereka berencana menjadikan Bulan sebagai tempat pemberhentian untuk tujuan kosmik lebih lanjut.
NASA berencana untuk membangun pangkalan di permukaan Bulan, memungkinkan astronot untuk melakukan penelitian di Bulan dan bahkan mungkin menggunakannya sebagai landasan peluncuran untuk tujuan seperti Mars.
Namun dalam prosesnya, mereka akan mengumpulkan materi baru yang dapat membuka lebih banyak wawasan tentang satu-satunya satelit alami kita ini.