in

Mengingatkan Munculnya Aurora di Dekat Khatulistiwa 41.000 Tahun Silam

Aurora. Foto: Artickingdom

Cahaya utara atau yang sering disebut aurora biasanya muncul di dekat Kutub Utara. Namun ada yang berbeda 41.000 tahun yang lalu, sebab aurora ternyata pernah muncul di dekat khatulistiwa.

Saat itu, terjadi gangguan magnet Bumi yang membuat aurora justru muncul di sekitar khatulistiwa. Selama gangguan geomagnetik yang dikenal sebagai peristiwa Laschamp ini magnet utara dan selatan Bumi melemah.

Selain itu medan magnet miring dari porosnya dan berkurang hingga sebagian kecil dari kekuatannya sebelumnya.

Hal tersebut mengurangi tarikan magnet yang biasanya mengarahkan aliran partikel surya berenergi tinggi ke kutub dan selatan, di mana mereka seharusnya berinteraksi dengan gas atmosfer untuk menerangi langit malam sebagai cahaya utara dan selatan.

Dikutip dari Live Science, Senin (20/12/2021) setidaknya butuh sekitar 1300 tahun bagi medan magnet untuk kembali ke kekuatan dan kemiringan aslinya. Selama waktu itu pula, aurora menyimpang ke garis lintang dekat khatulistiwa di mana cahaya itu biasanya tak pernah terlihat di sana.

Temuan yang dipaparkan di konferensi tahunan American Geophysical Union (AGU) ini menyebut perubahan geomagnetik yang intens ini mungkin telah membentuk perubahan di atmosder Bumi yang memengaruhi kondisi kehidupan di planet.

Medan magnet Bumi sendiri lahir dari pencampuran inti cair planet kita. Percikan logam di dekat pusat Bumi dan rotasi planet bersama-sama menghasilkan kutub magnet di permukaan utara dan selatan dan garis medan magnet menghubungkan kutub dalam busur melengkung.

Hal tersebut membuat zona pelindung juga dikenal sebagai magnetosfer, pelindung planet dari partikel radioaktif luar angkasa.

Menjelaskan aurora muncul di dekat khatulistiwa, ahli mengatakan bahwa magnetosfer juga melindungi atmosfer Bumi agar tak terkikis angin Matahari atau partikel yang mengalir keluar dari Matahari.

Menurut Agnit Mukhopadhyay, kandidat doktor di Departemen Ilmu Iklim dan Antariksa di Universitas Michigan, sisi Bumi yang menghadap Matahari, magnetosfer dikompresi kira-kira 6 hingga 10 kali radius Bumi.

Sementara di sisi Bumi membelakangi Matahari, magnetosfer mengalir ke luar angkasa dan dapat meluas hingga ratusan kali panjang Bumi.

Namun sekitar 41.000 tahun yang lalu, Mukhopadhyay mengungkapkan bahwa kekuatan magnetosfer anjlok hampir 4 persen dari nilai saat ini. Hal tersebut didapat setelah ia dan rekan-rekannya menggunakan rangkaian model yang berbeda untuk menemukan hasil tersebut.

“Ini adalah pertama kalinya para ilmuwan menggunakan teknik untuk mensimulasikan sistem geospace dan memprediksi konfigurasi magnetosfer serta lokasi aurora,” kata Mukhopadhyay.

Tim menemukan bahwa meskipun magnetosfer menyusut menjadi sekitar 3,8 kali radius Bumi selama peristiwa Laschamp, itu tidak pernah hilang sepenuhnya.

Selama periode berkurangnya kekuatan magnet ini, kutub yang sebelumnya berada di utara dan selatan bergerak menuju garis lintang khatulistiwa dan aurora mengikuti mereka juga.

“Kemiringan geomagnetik secara signifikan condong dari kutub geografis. Hal ini menyebabkan presipitasi aurora mengikuti kutub magnet dan berpindah dari wilayah kutub geografis Bumi ke garis lintang khatulistiwa,” terang Mukhopadhyay.

Penelitian ini tak membuktikan hubungan sebab akibat antara perubahan medan magnet dan dampak ekologis serius di Bumi. Akan tetapi beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa peristiwa Laschamps dapat memengaruhi kelayakhunian Bumi di masa prasejarah.