in

Ciri-ciri Anak-anak yang Alami Gangguan Mental Kerap Diabaikan

Ilustrasi. Foto: Hai Bunda

Tidak bisa dimungkiri, belajar mengerti emosi anak memang sulit. Tapi, untuk sebagian orang tua, emosi anak yang naik turun sering dianggap biasa.

Padahal, penting bagi orang tua mengerti emosi anak. Alasannya, untuk mencegah kondisi buruk seperti gangguan kesehatan mental. Tahukah Bunda, ada beberapa emosi dan perilaku anak yang terlihat normal. Tapi, bisa jadi itu adalah tanda anak mengalami gangguan kesehatan mental.

Menurut psikiater Dr. Tun Kurniasih Bastaman, gangguan kesehatan mental pada anak biasanya ditandai dengan gangguan emosi dan perilaku. Sebaiknya orang tua lebih mencermati perubahan ini, Bun.

“Gangguan mental pada anak tergantung pada orang tua. Sebenarnya terkadang orang tua sudah lama mencermati bahwa ada perubahan pada anak, entah tingkah laku atau kepribadiannya. Namun, orang tua baru membawa anak ke psikiater ketika anak sudah menunjukkan perilaku yang mengganggu,” kata Tun, dikutip dari Hai Bunda.

Melansir dari Today, berikut ciri-ciri anak mengalami gangguan kesehatan mental yang kerap diabaikan.

  1. Lebih sering sakit kepala dan sakit perut

Anak kecil sering mengeluh sakit kepala, sakit perut, dan kelelahan. Ketika intensitasnya sering, orang tua harus segera ke dokter dan psikolog anak untuk menemukan masalah kesehatan fisik dan mentalnya.

“Trennya sekarang anak lebih banyak mengeluh gejala fisik daripada emosional,” kata Dr.Adelle Cadieux, psikolog anak di Helen DeVos Children’s Hospital di Michigan.

Anak-anak yang masih kecil, kata Cadieux, lebih mudah mengutarakan rasa sakit secara fisik daripada emosionalnya. Kesulitan menemukan bahasa adalah kendalanya.

Lebih mengkhawatirkan lagi, beberapa gangguan kesehatan mental merujuk pada gejala fisik, walau keduanya memang saling berkaitan, Bun.

  1. Perubahan perilaku dalam waktu lama

Perubahan perilaku bisa menjadi pertanda ada yang salah dengan anak. Beberapa tanda yang harus diwaspadai adalah perubahan mood, kurang tidur atau tidur terlalu lama, kurang makan atau makan berlebih, menurunnya prestasi akademik, dan kesulitan berinteraksi dengan orang lain.

“Ketika orang tua melihat sesuatu yang berubah pada anak lebih dari seminggu, bisa jadi ada sesuatu tak beres dialami anak,” ujar Cadieux.

  1. Perilaku yang berdampak pada kehidupan sehari-hari

Prestasi anak menurun dan mengarah pada pertengkaran bisa menjadi indikasi buruk kondisi psikologis anak, Bun. Hal lainnya adalah kehilangan waktu bersama teman-temannya.

“Bila perilaku tersebut mulai mengganggu fungsi hidup anak dan kehidupan keluarga juga terganggu, sebaiknya segera mencari pertolongan,” papar Cadieux.

  1. Anak bilang ingin mati

Beri perhatian khusus saat anak bicara mereka ingin mati. Bunda juga tidak perlu takut untuk membicarakan alasan anak ingin mati. Ide untuk bunuh diri sering terlintas pada anak. Sebaiknya, jangan pernah abaikan komentar apapun yang dilontarkan anak meski itu hanya celotehan.

  1. Terlalu banyak bereksperimen

Normal bagi anak-anak untuk bereksperimen. Namun, ketika itu terjadi terlalu sering, bisa jadi tanda anak sedang ada masalah.

“Ada perilaku berisiko yang dinilai normal oleh anak dan remaja. Ini adalah cara mereka mengembangkan diri sendiri, dan menciptakan jarak dari orang tua,” kata Nancy E. Cunningham, psikolog dari Nationwide Children’s Hospital.

Yang harus diwaspadai dan bisa jadi masalah, yaitu saat anak mencoba melewati batas keamanan, Bun. Cunningham menyarankan, orang tua harus sering mengobrol dengan anaknya dan jangan pernah mencoba menghakimi jika apa yang diutarakan anak berisiko.