in

Alternatif BBM Diesel di Tengah Kelangkaan Solar Jelang Euro 4

Ilustrasi pengisian BBM. Foto: Kompas.com

Masyarakat yang tak kebagian bahan bakar minyak (BBM) kendaraan diesel jenis Solar dari merek Pertamina dapat memilih alternatif lain. Ada dua rekomendasi yang juga produk Pertamina, yaitu Dexlite dan Dex.

Seperti diketahui BBM diesel bersubsidi dari Pertamina, Solar, dikabarkan saat ini mengalami kelangkaan di sejumlah daerah sehingga menimbulkan antrean pengemudi di banyak SPBU. Kondisi ini terjadi jelang penerapan standar gas buang Euro 4 bakal kendaraan diesel yang akan berlaku serentak 12 April.

Dua rekomendasi BBM diesel, Dexlite dan Dex, sebetulnya bukan barang baru karena sudah disediakan Pertamina sejak beberapa tahun lalu.

Dexlite dikatakan lebih baik dari Solar dan memiliki angka cetane 51 serta kandungan sulfur maksimal 1.200. Angka ini cukup tinggi dibanding Solar.

Angka cetane tinggi diklaim membuat sistem pembakaran menjadi lebih baik dan menambah tenaga mesin. Sedangkan kandungan sulfur yang cukup rendah membuat mesin dan emisi lebih bersih. Harga Dexlite cukup terjangkau sekitar Rp9.500.

Sementara Dex disebut lebih baik dari keduanya karena memiliki angka cetane 53 dan kandungan sulfur maksimal 300. Kandungan cetane yang terdapat lebih tinggi dibandingkan dengan Dexlite dan Solar.

Hal ini diklaim memberikan kelebihan, yaitu menjadikan sistem pembakaran lebih baik dan efisien serta membuat mesin lebih bertenaga dan emisinya lebih rendah.

Harga Dex memang sedikit lebih mahal, yaitu Rp11.350 per liter, namun dengan angka cetane yang tinggi dan kandungan sulfur rendah, ini sangat direkomendasikan, terlebih buat kendaraan diesel dengan teknologi terkini, menurut situs Pertamina.

Solar saat ini masih sering digunakan, terutama bagi kendaraan operasional, karena harganya lebih terjangkau dari Dexlite maupun Dex.

Selain murah, Solar juga kerap jadi favorit lantaran bisa digunakan pada mesin diesel berteknologi lawas di area yang minim pasokan Dexlite dan Dex.

Solar atau Biosolar juga menjadi merupakan bahan bakar destilasi yang mengandung minyak nabati atau Biodiesel yang besar campurannya sesuai dengan regulasi lewat peraturan Menteri ESDM No. 12 tahun 2015. Mulai 1 Januari 2020 campurannya sebesar 30 persen menjadi B30.