in

Sains: Hujan Es Makin Sering Terjadi, Begini Sebabnya

Para ahli mengungkapkan bahwa fenomena hujan es semakin sering terjadi, bahkan butiran es juga semakin besar karena dampak perubahan iklim.

Dikutip dari BBC, Selasa (29/3/2022), hujan es yang pernah melanda Leicestershire, Inggris, berukuran bola golf tiba-tiba turun dari langit pada 21 Juli 2021 lalu. Akibat hujan es ekstrem tersebut, kaca-kaca mobil pecah dan merusak berbagai benda.

Meskipun badai es memiliki tingkat keparahan yang tidak biasa, namun lebih ringan dibandingkan badai es yang melanda Calgary di Kanada pada Juni 2020 silam. Hujan es seukuran bola tenis yang terjadi pada saat itu menyebabkan kerusakan, setidaknya merusak 70.000 rumah dan kendaraan.

Badai es yang menyebabkan fenomena hujan es tersebut terjadi selama 20 menit, disebut sebagai salah satu peristiwa cuaca paling merugikan di Kanada.

Perubahan iklim telah mengubah pola hujan es di planet ini. Bahkan di Texas, Colorado, dan Alabama, rekor hujan es terbesar telah dipecahkan dalam tiga tahun terakhir, dengan ukuran butiran es mencapai 16 cm. Sementara itu, hujan es raksasa dengan diameter lebih dari 10 cm, selama ini sangat jarang.

Spesialis ilmu fisika di Lingkungan dan Perubahan Iklim Kanada, Julian Brimelow mengatakan bahwa badai destruktif yang menghasilkan hujan es dengan diameter lebih dari 25 mm, setidaknya membutuhkan serangkaian kondisi tertentu.

Brimelow yang juga telah mempelajari bagaimana perubahan iklim mempengaruhi terbentuknya hujan es ini menjelaskan bahwa hujan es dengan ukuran sebesar itu, membutuhkan kelembaban yang cukup dan aliran udara ke atas yang kuat.

Faktor pemicunya biasanya karena cuaca. Itulah sebabnya, badai es yang serius biasanya terbatas pada wilayah tertentu di Amerika Serikat, seperti di Great Plains atau di Gold Coast Australia. Biasanya, lokasi-lokasi tersebut sangat rentan terhadap jenis badai petir yang dikenal sebagai supercells.

Badai tersebut dapat menghasilkan hujan es yang sangat besar karena adanya perputaran kuat dan pembentukan badai petir.

Kendati demikian, perubahan iklim telah mengubah suhu atmosfer Bumi, demikian juga jumlah uap air di udara, yang kemudian menjadi salah satu penyebab semakin seringnya fenomena hujan es terjadi di planet ini.

Para ahli juga menekankan bahwa dampak perubahan iklim pada kondisi cuaca ekstrem ini dapat menyebabkan fenomena hujan es menjadi lebih sering terjadi.

Udara yang lebih hangat dapat menampung lebih banyak uap air, sementara suhu yang lebih tinggi juga berarti menyebabkan lebih banyak air yang diuapkan dari permukaan bumi.

Diperkirakan kondisi tersebut akan menyebabkan curah hujan lebih deras dan badai yang lebih ekstrem di beberapa bagian dunia.

“Saat planet terus menghangat, area di mana badai hujan es kemungkinan terjadi cenderung bergeser. Area yang sekarang memiliki kelembaban yang cukup menjadi faktor pembatas dapat menjadi lebih lembab dan akibatnya, frekuensi hujan es dapat meningkat,” kata Brimelow.

Hasil kombinasi pengamatan perubahan-perubahan yang sudah terjadi dan pemodelan iklim, membuat para peneliti menyimpulkan bahwa hujan es akan menjadi lebih sering di Australia dan Eropa. Akan tetapi akan ada penurunan di Asia Timur dan Amerika Utara.

Kendati demikain, mereka juga menemukan bahwa perubahan iklim sebabkan hujan es lebih sering terjadi.

Proses terbentuknya hujan es

Hujan es adalah hujan yang terbentuk saat tetesan air hujan terbawa ke atas menjadi badai petir. Peristiwa tersebut membawa mereka ke bagian atmosfer di mana udara cukup dingin untuk membekukan tetesan hujan.

Kelembaban dari udara pun terakumulasi di bagian luar tetesan es saat bergerak di udara, yang kemudian menyebabkan batu es tumbuh di lapisan seperti bawang.

Jumlah kelembaban di udara akan menentukan seberapa cepat batu es tumbuh. Butiran es ini pun akan terus tumbuh hingga aliran udara tidak lagi cukup kuat untuk membuatnya tetap tinggi.

Dijelaskan Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS, aliran udara ke atas dengan kecepatan 103 km/jam, dapat mengakibatkan hujan es seukuran bola golf, sementara 27 persen lebih cepar dapat membentuk hujan es seukuran bola bisbol.

Udara yang lebih lembab dan aliran udara ke atas yang lebih kuat akan menyebabkan hujan es yang lebih besar.

Seringkali batu es yang berukuran lebih besar akan jatuh lebih dekat ke arah aliran udara ke atas, sedangkan batu es yang lebih kecil akan jatuh lebih jauh, ditiup oleh angin yang berhembus.