in

Studi: Pria Lebih Rentan Alami Buta Warna

Ilustrasi pria

Buta warna menjadi kondisi kesehatan yang cukup mengganggu, terlebih bagi mereka yang aktivitasnya berinteraksi dengan warna.

Buta warna atau dikenal juga sebagai defisiensi penglihatan warna, ditandai dengan ketidakmampuan untuk membedakan antara nuansa warna yang berbeda, seperti merah, hijau, atau biru.

Penyebab utama buta warna adalah kurangnya pigmen peka cahaya di sel kerucut mata. Kondisi bawaan ini mempengaruhi sebagian besar pria, tetapi wanita juga bisa mengalami buta warna.

Secara global, satu dari dua belas pria mengalami buta warna. Sedangkan perempuan yang mengalami buta warna hanya satu dari 200 orang.

Buta warna sebetulnya merupakan kondisi yang diturunkan, yang artinya hal ini terjadi karena faktor genetik. Namun, ada juga beberapa penyebab nongenetik pada buta warna, seperti diabetes, beberapa kondisi mata, kondisi neurologis, dan beberapa jenis kanker.

Dilansir dari Healthline, jenis buta warna yang paling umum adalah buta warna merah-hijau. Dengan kondisi ini, gen diturunkan dari orang tua ke anak pada kromosom X. Penelitian terbaru menyatakan buta warna mempengaruhi sekitar 8 persen pria Kaukasia.

Menurut sebuah studi multietnis pada 2014, buta warna juga menyerang 1,4 persen pria Afrika-Amerika, 2,6 percent pria Hispanik, 3,1 persen pria Asia, dan 0-0,5 persen perempuan dari berbagai etnis.

Alasan pria lebih rentan mengalami buta warna adalah karena faktor genetik yang diturunkan melalui kromosom X. Orang dengan kromosom X dan kromosom Y lebih rentan mengalami buta warna dibandingkan dengan mereka yang memiliki dua kromosom X.

Dilansir dari Insider, kebanyakan wanita memiliki dua kromosom X(XX), dan kebanyakan pria memiliki satu kromosom x dan satu kromosom Y (XY). Itu sebabnya buta warna lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.

Jauh lebih mudah bagi orang XY untuk menjadi buta warna, dan kebanyakan orang XY adalah pria. Itu sebabnya pria lebih mungkin menjadi buta warna.