in

Manfaat Ubi Jalar sebagai Pengganti Nasi

Ubi jalar. Ilustrasi.

Karbohidrat kerap dihindari para pelaku diet karena dianggap membuat berat badan bertambah. Namun bagaimana pun, karbohidrat juga dibutuhkan tubuh sebagai nutrisi utama untuk sumber energi. Banyak yang tidak tahu bahwa nasi dan roti putih hanya menyediakan karbohidrat sederhana. Sementara karbohidrat kompleks dimiliki oleh ubi jalar yang menurut ahli gizi menawarkan penuaan yang sehat. Berikut empat alasan mengapa ubi jalar dikaitkan dengan umur panjang, dilansir Livestrong, Selasa (10/5).

Meningkatkan kesehatan mata
Sama seperti wortel, ubi jalar mengandung beta-karoten, pigmen yang memberi warna oranye terang. Beta-karoten digunakan tubuh untuk membuat vitamin A, antioksidan yang dapat melawan radikal bebas dan memperbaiki kerusakan mata, kata Jennifer Bruning, ahli diet khusus lansia di Academy of Nutrition and Dietetics.

Baik untuk usus
Karbohidrat kompleks seperti ubi jalar kaya serat, terlebih jika dimakan dengan kulitnya. Serat membantu memindahkan limbah melalui tubuh dengan cara yang melindungi usus besar, kata Bruning. Serat bukanlah satu-satunya nutrisi ramah usus yang ditemukan dalam ubi jalar. Vitamin A juga bermanfaat menjaga lapisan usus dan mendukung kesehatan usus secara keseluruhan.

Mendukung system kekebalan tubuh
Ubi jalar mendorong fungsi kekebalan tubuh yang sehat karena antioksidan dan anti-inflamasinya. Beta-karoten berperan melindungi epitel, sejenis jaringan tubuh yang melapisi saluran pernapasan dan usus. Serat dalam ubi jalar juga baik untuk usus yang sehat. Dan seiring berjalannya waktu, sistem kekebalan yang kuat bisa membantu mencegah penyakit dan hidup lebih lama.

Menjaga kesehatan jantung
Ubi manis juga bagus untuk jantung karena mengandung potasium yang lebih banyak ketimbang pisang, kata Katie Dodd, ahli gizi khusus lansia. “Kalium membantu banyak fungsi tubuh termasuk pengaturan cairan dan tekanan darah,” katanya.

Membantu mengelola diabetes
Jika hidup dengan diabetes, dokter mungkin menyarankan membatasi kentang karena indeks glikemiknya cukup tinggi sehingga bisa memperburuk kondisi, menurut Harvard T.H. Chan School of Public Health. Berbeda dengan kentang, orang diabetes tak perlu menghindari ubi jalar karena bisa membantu mengelola penyakit itu.