Pertambahan usia menyebabkan orang buang air kecil lebih sering dan tekanan yang lebih intens. Karyn Eilber, ahli urologi di Cedars-Sinai Medical Center, Amerika Serikat, menyebut perubahan frekuensi buang air kecil bisanya dimulai sejak berusia 40-an.
“Penyebab kandung kemih terlalu aktif tidak sepenuhnya diketahui, namun penuaan diketahui sebagai faktor risiko,” kata Eilber, dilansir Livestrong.com.
Rata-rata orang dewasa buang air kecil sekitar tujuh kali dalam sehari, menurut Klinik Cleveland. Namun, terkadang mengalami hari-hari aliran yang lebih tinggi atau lebih rendah, namun secara teratur harus buang air kecil lebih dari itu bisa menjadi tanda kandung kemih yang terlalu aktif.
“Kencing lebih dari delapan kali saat bangun tidur dan lebih dari dua kali per malam dianggap tidak normal,” kata Kelly Casperson, ahli urologi dari Pacific Northwest Urology. Berikut beberapa hal yang menyebabkan orang lebih sering buang air kecil saat usia makin bertambah.
Otot dasar panggul lebih lemah
Penuaan dan persalinan bisa memicu pada hilangnya massa otot di dasar panggul, kata Casperson. Terletak di antara tulang ekor, pita otot ini menopang kandung kemih dan anus. Saat otot kehilangan massa dan melemah, itu dapat membuat kandung kemih lebih sulit untuk dikosongkan.
Pembesaran prostat
Prostat adalah kelenjar seukuran bola golf pada laki-laki yang menghasilkan sebagian cairan untuk ejakulasi. Prostat tumbuh seiring bertambahnya usia, tapi jika terlalu besar, itu bisa memberi tekanan pada kandung kemih dan menyebabkan keinginan untuk buang air kecil lebih sering, menurut Klinik Cleveland.
Perubahan jaringan kandung kemih
Jaringan elastis kandung kemih bisa menjadi lebih kaku seiring bertambahnya usia, hal ini menyusutkan kapasitasnya untuk menyimpan urin. Itu bisa mengakibatkan kebutuhan untuk pergi ke toilet lebih sering.
ISK
Infeksi saluran kemih atau ISK menjadi penyebab paling umum dari sering buang air kecil. Infeksi ini menjadi lebih mungkin seiring bertambahnya usia. Wanita yang mengalami menopause lebih rentan terhadap ISK. Tingkat hormon estrogen yang lebih rendah bisa menurunkan produksi bakteri ramah (seperti Lactobacillus). Ini, pada gilirannya, bisa menurunkan pH vagina, membuatnya lebih sulit melawan bakteri penyebab infeksi.