in

Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi yang Perlu Diketahui dari Pakarnya

Ilustrasi Investasi. Foto: Getty Images
Ilustrasi Investasi. Foto: Getty Images

Ekonomi suatu negara dapat dikatakan bertumbuh jika mengalami peningkatan aktivitas perekonomian hingga pendapatan nasional. Untuk memahami lebih jauh, ada sejumlah teori pertumbuhan ekonomi menurut sejumlah pakar yang perlu kamu ketahui.

Mengapa kita perlu memahami teori pertumbuhan ekonomi? Sebuah teori merupakan hasil dari pengalaman empiris, hal ini dapat menjadi bahan acuan untuk membuat kebijakan maupun memprediksi kondisi ekonomi di kemudian hari.

Dalam buku Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi yang disusun Sri Nur Mulyati, pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara bertahap ke kondisi yang lebih baik dalam kurun waktu tertentu.

Hal ini ditandai dengan kenaikan kapasitas produksi sehingga terwujud dengan kenaikan pendapatan nasional. Pertumbuhan ekonomi tentunya didorong oleh berbagai hal misalnya peningkatan produksi dan kemajuan teknologi.

Beberapa pakar mengemukakan sejumlah konsep pertumbuhan ekonomi yang tercantum dalam teori-teori berikut ini:

  1. Teori Klasik

Teori pertumbuhan ekonomi klasik beranggapan bahwa suatu negara akan mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi seiring bertambahnya populasi serta sumber daya yang semakin terbatas. Ahli yang merumuskan teori pertumbuhan ekonomi klasik adalah sebagai berikut:

  • Adam Smith

Filsuf dan ahli ekonomi ini merumuskan teorinya dalam buku berjudul An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations. Dalam buku tersebut, Adam Smith mengatakan pertumbuhan ekonomi bertumpu pada peningkatan populasi yang berdampak pada bertambahnya output dan hasil.

  • David Ricardo

David Ricardo merumuskan teori ini dalam buku berjudul The Principles of Political and Taxation. Bertolak belakang dengan pendapat Adam Smith sebelumnya, menurutnya pertumbuhan penduduk yang besar dapat berdampak pada kelebihan tenaga kerja sehingga upah yang diberikan akan menurun.

Sementara upah tersebut nantinya digunakan untuk membiayai taraf hidup minimum pekerja sehingga kondisi ekonomi akan mengalami kemandegan atau stationary state.

  1. Teori Neo Klasik

Teori pertumbuhan ekonomi Neoklasik menjelaskan faktor pertumbuhan ekonomi negara dapat stabil dengan tiga komponen penting yaitu tenaga kerja, modal dan teknologi. Ahli ekonom yang menopang teori pertumbuhan Neoklasik adalah sebagai berikut:

  • Joseph Schumpeter

Menurut Joseph Schumpeter, ekonomi suatu negara dapat meningkat jika pengusaha menciptakan inovasi dan membuat kombinasi baru terkait proses produksi hingga investasi bisnisnya.

  • Robert M. Solow

Teori pertumbuhan ekonomi Robert M. Solow lebih menekankan pada rangkaian kegiatan produksi yang dilakukan manusia, akumulasi modal, pemakaian teknologi modern dan hasil atau output.

Menurutnya, pertumbuhan penduduk bisa berdampak positif dan negatif, maka kondisi tersebut harus dimanfaatkan sebagai sumber daya yang produktif.

  1. Teori Historis

Teori pertumbuhan ekonomi historis fokus melihat proses perkembangan ekonomi dari tahap prasejarah hingga industri dan masyarakat dunia yang memiliki tingkat konsumsi yang tinggi. Setidaknya ada 2 ahli yang mendukung teori historis ini yaitu:

  • Friedrich List

Friedrich List menganggap pertumbuhan ekonomi suatu negara dilihat dari teknik produksi sebagai sumber utama. Adapun tahapannya terdiri dari masa berburu, beternak, bertani, kerajinan, serta industri perdagangan.

  • Bruno Hildebrand

Bruno Hildebrand meninjau perkembangan teknologi dapat dilihat dari cara pertukaran di tengah masyarakat misalnya pertukaran barang atau barter, pertukaran dengan uang, atau pertukaran dengan kredit.

  • Werner Sombart

Werner Sombart beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat meningkat karena dalam masyarakat terdiri dari susunan organisasi dan ideologi yang berbeda. Tahapannya terdiri dari perekonomian tertutup, kerajinan dan pertumbuhan, serta kapitalisme.

  1. Teori Pertumbuhan Ekonomi-Modern

Teori ini didukung oleh Walt Whitman Rostow dalam buku The Stages of Economic Growth yang menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi terbagi menjadi 5 tahap yaitu:

Masyarakat tradisional yaitu tahap dimana kegiatan produksi masih sederhana hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri.

Pra lepas landas yaitu tahap dimana masyarakat berada dalam proses transisi dengan menerapkan ilmu modern untuk produksi di bidang pertanian maupun industri

Lepas landas yaitu tahap dimana masyarakat memperkuat dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara luas dengan melakukan investasi efektif dan tabungan produktif.

Dorongan menuju kedewasaan yaitu tahap dimana perekonomian tumbuh secara teratur dan lapangan usaha terus bertambah beriringan dengan penerapan teknologi modern. Selain itu investasi dan tabungan efektif meningkat hingga 20 persen.

Konsumsi Tinggi yaitu tahap dimana sektor industri merupakan sektor yang memimpin. Pendapatan riil per kapita terus meningkat sehingga sebagian masyarakat mengalami peningkatan konsumsi yang melampaui kebutuhan bahan dasar.

Pembahasan terkait teori pertumbuhan ekonomi di atas menunjukkan tiga komponen yang saling berkaitan dan menjadi faktor yang mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi yaitu produksi, kemajuan teknologi, dan penyesuaian ideologi terbuka untuk menerima teknologi baru.