Para pabrikan sepeda motor sudah meramu sedemikian rupa agar konsumen mengendarai motor dengan nyaman dan aman. Untuk itu penggunaan oli pelumas pun diatur, disesuaikan dengan kondisi mesin masing-masing kendaraan.
Oleh karena itu, jangan sembarangan menggunakan pelumas mesin karena hal itu bisa merugikan dan berbahaya.
Seperti dijelaskan Division Head B2C PT Pana Oil Indonesia, Reza Ben Ungerer. Dia mengingatkan jangan sekali-kali menggunakan pelumas mesin motor matik untuk manual atau sebaliknya.
Ben menjelaskan karena memilik desain mesin yang berbeda, pemakaian oli untuk motor manual dan motor matik termasuk skutik jelas berbeda satu sama lain. Tidak bisa bertukar spesifikasi karena transmisi manual memakai kopling basah, sementara motor matik memakai kopling kering.
Hal yang paling mudah untuk mengetahui oli spesifikasinya untuk motor manual bisa dilihat dari kode JASO MA. Kode ini menegaskan bahwa oli tersebut secara khusus dibuat dengan formula untuk motor bertransmisi manual atau motor dengan kopling basah.
“Kode JASO MB adalah indikasi awal bahwa oli tersebut khusus untuk motor matik maupun skutik. Jika keduanya dipakai untuk jenis transmisi motor yang berbeda akan menyebabkan performa motor tidak maksimal,” jelas Reza Ben Ungerer, dikutip dari Detik, Rabu (25/5/2022).
Tidak maksimalnya performa motor, dicontoh pemakaian oli skutik untuk motor manual, formula pada oli skutik dibuat untuk mengurangi gesekan pada komponen mesin. Terlebih lagi, oli untuk skutik memang tidak mengandung zat aditif anti slip kopling sehingga karakternya memang lebih licin.
Dengan begitu gejala kopling selip akan berpotensi muncul akibat tidak adanya unsur di oli yang punya senyawa aditif yang sesuai dengan kampas kopling agar tidak selip.
“Pada prinsipnya, oli untuk skutik memang diciptakan untuk bisa mengurangi friksi antar komponen pada komponen mesin,” ujar Reza Ben lagi.
Hal lain bisa dilakukan secara mudah untuk mengetahui peruntukan satu jenis oli adalah mengetahui dari sisi kekentalan olinya. Motor dengan transmisi manual membutuhkan oli yang lebih kental supaya kinerja kopling lebih presisi.
“Hendaknya benar-benar memahami dengan baik semua kode pada kemasan oli supaya performa kendaraan bisa maksimal. PanaOil sendiri punya empat pilih oli untuk kendaraan roda dua. Masing-masing adalah; PanaOil SP5 Synthetic Matic 10W-30, PanaOil SP5 Synthetic Matic 10W-40, PanaOil SP5 Synthetic Manual 10W-40, dan PanaOil SP5 Synthetic Manual 20W-50,” ucapnya.
Ben mengatakan setiap produk PanaOil SP5 yang seluruhnya merupakan oli sintentik juga punya formula spesial bernama Engine Power Protection Technology yang akan memberikan perlindungan maksimal pada komponen mesin dari potensi erosi atau aus yang muncul akibat proses mekanis serta kimiawi selama mesin bekerja.
Terakhir Ben mengatakan PT Pana Oil Indonesia secara khusus memang membuat formulasi produk pelumasnya dengan standarisasi JASO (Japan Automotive Standard Organization). Standarisasi JASO (Japan Automotive Standard Organization) merinci lebih spesifik atas kebutuhan formula motor.
Diluncurkannya JASO T903 tahun 1998 secara resmi telah menjadikan pula JASO menjadi standar global untuk oli kendaraan bermesin 4-tak. Kemudian JASO MB adalah spesifikasi pelumas untuk mesin skutik, dan JASO MA2 merupakan spesifikasi tertinggi atas pelumas untuk mesin motor dengan kopling basah.