in

Pikun Tidak Sama dengan Demensia, Cek Perbedaannya

Ilustrasi demensia.

Kondisi pikun biasanya dikaitkan dengan lansia. Mereka mengalami degenerasi atau penurunan daya kerja otak dalam hal mengingat. Kata pikun digunakan untuk menggambarkan penurunan kemampuan untuk berpikir, berkonsentrasi atau mengingat.

Istilah kontemporer yang digunakan dokter ialah gangguan neurokognitif dalam skala kecil atau besar. Orang juga bisa menggunakan kata kepikunan untuk menggambarkan penurunan intelektual dan kemampuan secara akurat menilai situasi atau memecahkan masalah. Namun, komunitas medis tak lagi menggunakan istilah ini.

Dulu, dokter memang menggunakan kata pikun untuk menggambarkan demensia. Namun, penggunaan ini diubah karena faktanya demensia bukan bagian biasa dari penuaan. Demensia adalah kondisi medis yang mempengaruhi otak, membuat penurunan kemampuan kognitif. Kondisi tersebut antara lain:

-Demensia tubuh Lewy
-Demensia vaskular
-Demensia frontotemporal
-Demensia penyakit Parkinson
-Penyakit Alzheimer, bentuk paling umum dari demensia.
-Penyakit Huntington, suatu kondisi bawaan yang menyebabkan demensia

Beberapa orang mengalami demensia campuran. Sebagian besar kasus demensia terjadi pada orang berusia 65 tahun atau lebih. Namun, orang yang lebih muda juga bisa mengalaminya.

Gejala demensia cenderung muncul secara perlahan dan berangsur-angsur memburuk. Setiap orang dengan demensia mengalami gejala yang berbeda, sebagian besar tandanya adalah:

-Kesulitan mengingat
-Masalah penglihatan
-Kesulitan memperhatikan
-Kesulitan berkomunikasi dengan orang
-Tantangan yang berkaitan dengan penalaran, menilai situasi, atau memecahkan masalah

Penyebab demensia
Kerusakan sel otak menjadi penyebab utama demensia. Otak memiliki miliaran sel dan komunikasi mereka mengontrol semua yang kita lakukan. Jika rusak, mereka tak dapat berkomunikasi sebaik yang dibutuhkan. Bagian otak yang berbeda bertanggung jawab atas ingatan, penilaian, dan gerakan sehingga gejala demensia bergantung pada area otak yang mengalami kerusakan sel.

Walaupun orang tidak bisa mencegah pikun atau demensia yang diturunkan, sebagian besar kasus tidak bersifat herediter. Guna membantu mencegah demensia, berikut upayanya:

-Selalu kenakan sabuk pengaman di dalam mobil dan helm ketikan mengendarai sepeda dan motor untuk mencegah cedera kepala.
-Jaga kesehatan jantung dengan makan makanan seimbang dan berolahraga secara teratur.
-Jaga agar pikiran tetap aktif dan memiliki kehidupan sosial yang aktif.
-Makan makanan yang sehat dan seimbang
-Jaga berat badan yang sehat.
-Olahraga secara teratur.
-Jaga tekanan darah pada tingkat yang sehat.