Ketua DPD Nusa Tenggara Timur, Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA), Abed Frans mengaku khawatir soal kenaikan harga tiket wisata pasca pandemi Covid-19.
Di mana kunjungan ke beberapa destinasi wisata naik setelah pemerintah melonggarkan mobilitas masyarakat. Abed mencontohkan misalnya pada tingkat kunjungan wisata yang datang ke Labuan Bajo, NTT yang saat ini mulai membaik.
“Peningkatan luar biasa, kalau transportasi tidak bisa mengimbangi, itu bisa dibayangkan ramainya di labuan bajo atau Flores sendiri,” ujar Abed seperti dikutip dari Okezone.
Abed menyebut ada kekhawatiran soal kenaikan tiket masuk ke destinasi pariwisata, seperti yang akan diterapkan pada 1 Agustus mendatang di Pulau Komodo. Lantas kebijakan harga tiket masuk ke Pulau Komodo mulai Agustus menjadi Rp3,75 juta itu dikhawatirkan bakal jumlah wisataan.
Dia menerangkan kalau harga tiket masuk Pulau Komodo sebelumnya tidak lebih dari Rp200 ribu. Sehingga dengan harga segitu banyak wistawan baik dari mancanegara maupun domestik datang mengunjungi.
“Salah satu karakter wisatawan adalah harga, meskipun belanjannya banyak, tapi harga menjadi urutan nomor satu untuk melakukan Wisata, jadi kalau seperti ini ada penurunan permintaan di khawatirkan,” tambahnya.
Karena itu, dia merasa keberatan dengan kebijakan pemerintah yang menaikkan harga tiket masuk secara siginifikan tersebut. Karena bakal banyak masyarakat yang menurunkan niat untuk berwisata.
“Iya pasti itu, domino effect perimmbtaan pariwisata akan ke semua sektor, ke UMKM, restoran, dan lain lain,” pungkasnya.