in

Spacex Kirim Tim untuk Selidiki Puing-puing Antariksa di Pedalaman Australia

Ilustrasi SpaceX. Foto: AP

SpaceX, perusahaan antariksa, pergi ke pedalaman Australia untuk menyelidiki puing-puing luar angkasa yang jatuh ke Bumi. Hal tersebut terkait laporan bahwa pecahan pesawat ruang angkasa SpaceX Crew-1 Dragon mendarat di sebelah tenggara Benua Australia.

“Kami memang mendapatkan laporan puing-puing dari bagasi,” papar Benjamin Reed, direktur senior program luar angkasa manusia SpaceX, dalam konferensi pers NASA Crew-5 yang disiarkan secara langsung seperti disadur dari Space.com.

“Bagasi” tersebut adalah ruang kargo tanpa tekanan yang juga mendukung Crew Dragon selama fase peluncuran, menurut SpaceX. Panel surya membentuk setengah dari bagasi, untuk memberi daya pada Dragon selama operasi penerbangan atau docking.

Saat pesawat ruang angkasa Crew-1 memasuki kembali atmosfer Bumi pada 2 Mei 2021, bagasi secara alami terpisah dan masuk kembali ke Australia lebih dari setahun kemudian, yakni 8 Juli 2022.

Menurut laporan ABC Australia, setidaknya dua puing antariksa hangus ditemukan di sebuah lahan pertanian besar. Hal itu terjadi usai laporan ledakan sonik tepat di bawah zona masuk kembali ke Bumi yang diproyeksikan untuk bagasi wahana itu.

Amerika Serikat (dan perusahaan seperti SpaceX yang diluncurkan dari sana) diklaim mengikuti Praktik Standar Mitigasi Puing Orbital yang dibuat pemerintah yang mengatur kemungkinan jatuhnya puing-puing luar angkasa.

Reed menekankan bahwa “tidak ada cedera, tidak ada kerusakan” yang terkait dengan laporan tersebut. Dia mengatakan, jika itu memang perangkat keras SpaceX, itu berada dalam “jalur yang direncakan”.

“Itu bagian dari proses yang kami lakukan dengan NASA dan dengan FAA (Administrasi Penerbangan Federal AS), secara internal,” kata Reed, “Kami menggunakan model yang pada akhirnya disetujui, untuk memprediksi dan merencanakan hal-hal ini.”

Dirangkum dari CNN, NASA, dalam sebuah pernyataannya, menyatakan SpaceX mengkonfirmasi puing-puing tersebut kemungkinan merupakan bagian dari “bagasi” Dragon Crew.

“Segmen bagasi biasanya terbakar di atmosfer di atas lautan terbuka yang menimbulkan risiko minimal bagi keselamatan publik,” menurut pernyataan dari FAA, yang berwenang dalam izin dan pengawasan operasi penerbangan luar angkasa komersial di AS.

“Dalam hal ini, [bagasi] kemungkinan tetap berada di orbit selama lebih dari satu tahun dan beberapa perangkat keras bertahan untuk mencapai Bumi,” paparnya.

Sebelumnya, perangkat keras SpaceX sempat dikonfirmasi jatuh ke Bumi. Pada April 2021, puing-puing peluncuran SpaceX berakhir di sebuah peternakan di Washington, AS, dan dikaitkan dengan tahap kedua roket Falcon 9.

Otoritas setempat mengkonfirmasi kejatuhan itu, meskipun SpaceX tidak menanggapi permintaan komentar saat itu.

Kali ini, SpaceX mengatakan kepada wartawan bahwa pihaknya bekerja dengan FAA, Departemen Luar Negeri AS, dan Badan Antariksa Australia untuk mengoordinasikan penyelidikan. Mereka mengaku akan “mempelajari semua yang kami bisa” dari pengalaman tersebut.

“Kami mencari cara agar kami dapat meningkatkan hal-hal tetapi sekali lagi, ini dalam analisis kami,” tambah Reed. “Kami sedang menggalinya.”