Saat musim hujan tiba, pengendara mobil harus ekstra waspada. Sebab, hujan kerap menimbulkan banjir. Karena itu, jangan sampai kamu nekat menerobos banjir yang berisiko.
Perlu diingat, menerobos banjir bukan cuma membahayakan keselamatan. Tapi, tindakan menerobos genangan air itu juga bisa merusak kendaraan.
Kalau mobil terendam banjir yang tinggi, risikonya air bisa masuk ke ruang bakar. Jika air masuk ruang bakar, mesin bisa jebol karena mengalami water hammer. Tentunya perbaikannya tidak murah dan tidak sebentar.
Untuk itu, kamu harus memperhatikan beberapa hal jika ingin tetap menerobos banjir. Menurut praktisi keselamatan berkendara dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, tidak menyarankan mobil menerobos banjir yang terlalu dalam.
“Buang kebiasaan nekat main tancap gas yg berujung mobil stuck karena nerabas banjir yang dalam. Jaga emosi supaya bisa berpikir jernih dalam mengambil keputusan,” kata Sony, dikutip dari Detik, Senin (17/10/2022).
Lalu kalau terpaksa menerobos banjir, berapa batas aman genangan air bisa dilewati? Sony bilang, sebaiknya ketinggian air tidak melebihi setengah ban.
“Lebih baik berhenti dan melihat kondisi genangan di depan untuk titik patokan kemampuan mobil menerabas dengan aman. Lihat roda kendaraan yang ada di depan, ketinggian genangannya maksimal 1/2 ban. Jika aman segera melintas,” sebut Sony.
Jika lebih tinggi dari setengah ban, ada risiko gelombang air yang berpotensi terhisap air intake. Selain itu, bahaya lainnya juga mengintai jika banjir terlalu dalam.
“Yang banyak juga terjadi roda masuk lubang entah got, selokan dan lain-lain, kena benda-benda tajam yang terbawa arus sehingga menghambat putaran roda atau merusak bodi, binatang-binatang melata yang berbahaya, mobil terbawa arus kalau genangan sudah tinggi,” tambah Sony.
Nah, untuk melewati genangan air juga tidak bisa sembarangan. Untuk mobil manual, lewati genangan air dengan gigi rendah. Sony tidak menyarankan menggunakan setengah koplng dan memainkan RPM tinggi.
“Supaya tidak menciptakan efek ombak yang bisa membuat air tersedot ke dalam air intake,” sebutnya.
Namun sebelum nekat menerobos banjir, pastikan kamu punya plan B atau rencana lain sebagai alternatif perjalanan. Atau, kalau mau aman lebih baik tunda perjalanan terlebih dahulu.
“Mending mampir ke cafe, santai-santai sambil tunggu kondisi kondusif daripada bermacet-macet ria menerobos banjir,” ucapnya.
Risiko mobil menerobos banjir
Salah satu risiko mobil menerobos banjir yakni water hammer. Water hammer merupakan kondisi ketika air masuk ke ruang bakar mesin. Air tidak bisa terkompresi oleh mesin sehingga yang terjadi setang piston bengkok bahkan bisa menyebabkan silinder mesin pecah.
Head Dealer Technical Support PT Toyota-Astra Motor (TAM) Didi Ahadi mengatakan, air tidak bisa dikompresi oleh mesin. Ketika air masuk ke ruang bakar, komponen mesin bisa jebol.
“Pada saat piston naik dan dipaksa, sehingga bengkok setang piston/conrod-nya. Awalnya bengkok dulu. Lama kelamaan jadi patah. Kalau mau lihat, misalnya dibuka head-nya itu pada saat TMA (titik mati atas) turun beberapa mili. Biasanya kalau water hammer tingginya beda, seharusnya rata dengan permukaan silinder, ini agak turun. Karena bengkok berarti dia nggak sampai posisi maksimal di atas. Paling nggak 1 mm-2mm ada bedanya,” jelas Didi beberap waktu lalu.
Water hammer mungkin tidak langsung membuat mesin jebol. Ada kondisi mobil mengalami water hammer beberapa waktu setelah menerobos banjir. Gejala awalnya adalah mesin terasa kasar. Kalau sudah terjadi water hammer yang membuat mesin jebol, tentu perbaikannya tidak murah.